Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Guru

Nasib Ahmad Zuhdi Guru di Madin Karanganyar yang Tampar Siswa Lantaran Dilempari Sandal, Kena Denda

Menurut informasi yang beredar, keluarga siswa meminta kompensasi berupa uang damai sebesar Rp25 juta kepada pihak Zuhdi

Editor: Alpen Martinus
KOMPAS.COM/NUR ZAIDI
DENDA - Ahmad Zuhdi (tengah), guru madrasah yang didenda Rp 25 juta usia tampar murid, saat memberikan keterangan di Mushola lingkungan Madin Desa Jatirejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jumat (18/7/2025) Ini sebab ia menampar seorang siswa. 

Salah satu siswa di kelas kemudian menunjuk murid lain yang berinisial D sebagai pelakunya.

Merespons hal itu, Zuhdi yang merasa kesal dan ingin memberi pelajaran, akhirnya menampar murid tersebut.

Namun, dalam pengakuannya, Zuhdi menegaskan bahwa ia sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti, melainkan hanya ingin mendidik sang murid agar tidak mengulangi perbuatannya.

“Nampar saya itu nampar mendidik. 30 tahun itu tidak pernah ada yang luka sama sekali,” katanya. 

Namun, orangtua murid menuntut uang damai sebesar Rp 25 juta. 

Setelah negosiasi, jumlahnya diturunkan menjadi Rp 12,5 juta. 

“Aslinya mintanya Rp 25 juta, saya nego, akhirnya Rp 12,5 juta. Saya teman banyak ada satu juta, itu utang,” ucap Zuhdi. 

Zuhdi mengaku tidak menyangka akan dikenakan denda sebesar itu, padahal kejadian tersebut sudah berlangsung tiga bulan yang lalu.

Perhatian Publik Kejadian ini menarik perhatian publik, termasuk Ketua DPRD Demak, Zayinul Fata, yang mengunjungi lokasi dan memberikan bantuan kepada Zuhdi untuk mengganti uang denda.

Zayinul menyatakan bahwa insiden ini seharusnya menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar tidak terulang di masa depan.

"Ini menjadi pembelajaran bersama, jangan ada lagi kriminalisasi terhadap guru kita, kiai kita. Persoalan yang terjadi di Madrasah dan Ma'had terkadang adalah masalah yang sewajarnya antara guru dan murid, tetapi ini dibesar-besarkan hingga ada ancaman denda," ujar Zayinul.

Ia juga mengajak masyarakat untuk kembali mencintai ulama, menekankan bahwa Zuhdi telah mengabdi selama 30 tahun untuk mengajar dengan ikhlas meskipun tanpa imbalan yang setimpal.

"Mari kita kembali kepada asas kecintaan kita kepada ulama-ulama, para kiai kita.

Siapa lagi yang mendidik anak-anak kita kalau bukan beliau-beliau ini," tutup Zayinul.

Netizen Open Donasi

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved