Guru
Ini Tugas Tambahan Baru Guru, Sudah Ada di Kebijakan Mendikdasmen
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyebutkan, tugas memberikan BK itu berlaku untuk semua guru, tak terbatas pada guru BK saja.
Ringkasan Berita:1.Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyebutkan, tugas memberikan BK itu berlaku untuk semua guru, tak terbatas pada guru BK saja.2.Mu'ti juga menekankan bahwa guru wali bertugas mengenali potensi muridnya, memitigasi, berdialog, dan bisa menjadi penghubung antara sekolah dengan orang tua.3.Ia menyebutkan, selama ini korban perundungan dianggap lebih lemah dari yang lain sehingga menjadi sasaran empuk untuk di-bully.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kementerian Pendidikan bakal memberikan tugas tambahan kepada semua guru di Indonesia.
Tugas tembahan tersebut berupa bimbingan konseling.
Meski sebenarnya di semua sekolah sudah ada guru khusus bimbingan konseling semua.
Baca juga: Pusat Pembelajaran Keluarga Beri Konseling 105 Calon Pengantin di Bolmong Sulawesi Utara
Bimbingan Konseling, disingkat BK, adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan permasalahan yang dialaminya.
Bimbingan dan Konseling juga dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
Hal tersebut dilakukan katanya untuk mencegah kekerasan di sekolah.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyebutkan, tugas memberikan BK itu berlaku untuk semua guru, tak terbatas pada guru BK saja.
"Nanti di dalam kebijakan kami sudah ada, kan semua guru itu harus punya tugas bimbingan konseling walaupun dia bukan guru BK," kata Mu'ti saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025).
Mu'ti juga menekankan bahwa guru wali bertugas mengenali potensi muridnya, memitigasi, berdialog, dan bisa menjadi penghubung antara sekolah dengan orang tua.
"Membicarakan berbagai macam persoalan yang selama ini kan komunikasi antara orangtua dengan sekolah belum terjalin dengan baik, beberapa sekolah sudah melakukan," ucap dia.
Menurut Mu'ti, komunikasi yang baik itu bisa menjadi sarana agar anak-anak ini merasa seperti "di rumah" ketika berada di sekolah, terlepas dari latar belakang ekonomi maupun capaian akademik mereka.
Ia menyebutkan, selama ini korban perundungan dianggap lebih lemah dari yang lain sehingga menjadi sasaran empuk untuk di-bully.
"Mereka yang selama ini menjadi korban perundungan itu kan yang powerless, yang secara power dianggap lebih lemah dari yang lain. Kalau kita mengembangkan sikap yang lebih humanis, maka kita bisa mengembangkan budaya saling menerima di antara semua insan," ucapnya.
Itu sebabnya, bimbingan dan spiritualitas menjadi bagian penting untuk mencegah terjadinya kekerasan di sekolah.
"Tujuannya membangun generasi yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Nah ini yang coba kita bangun, tidak selalu harus sekolah saja, kita ingin partisipatif, ya, melibatkan orang tua, melibatkan sesama murid," tutur Mu'ti.
| Nasib Ahmad Zuhdi Guru di Madin Karanganyar yang Tampar Siswa Lantaran Dilempari Sandal, Kena Denda |
|
|---|
| 5 Daerah dengan Guru SD Terbanyak di Sulawesi Utara, Minahasa Selatan Urutan 4 |
|
|---|
| Alasan Kenapa Tidak Ada Lagi Penerimaan Guru Lewat Seleksi CPNS |
|
|---|
| Lima Guru GTT MTS di Boltim Belum Terima Gaji |
|
|---|
| 5. Banyak Guru di Minut Belum Paham Amandemen UUD 45 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Ilustrasi-Guru-Tribunnewscom.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.