Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Harga Komoditas Sulut

Harga Kopra di Sulut Tembus Rp 22 Ribu per Kilo, Petani: Bisa Sekolahkan Anak dan Lunasi Utang

Wempi, seorang petani kopra di Minahasa, merasakan langsung manfaat dari harga yang membaik ini.

Foto Pribadi Wempi Londa
CERITA PETANI - Potret Sejumlah petani terlihat sedang memproses kelapa di sebuah bangsal sederhana di tengah perkebunan kelapa yang luas di Minahasa, Sulawesi Utara beberapa waktu lalu. Harga Kopra di Sulut Tembus Rp 22 Ribu per Kilo, Petani: Bisa Sekolahkan Anak dan Lunasi Utang 

TRIBUNMANADO.CO.ID – Kenaikan harga kopra di Sulawesi Utara membawa angin segar bagi para petani kelapa.

Di sejumlah gudang pengepul di Kota Manado, harga kopra kini menyentuh angka Rp 22 ribu per kilogram.

Di titik terendahnya, harga tetap bertahan di Rp 21 ribu per kilogram.

Kondisi ini sangat kontras dibanding tahun-tahun sebelumnya, saat harga komoditas andalan Sulut itu sempat jatuh ke bawah Rp 10 ribu per kilogram.

Baca juga: Akhirnya Terungkap Dugaan Penyebab Aula Idaman Terbakar, Polisi Beri Peringatan

Saat itu, petani terpaksa menjual kopra dengan harga murah, bahkan ada yang menahan panen karena ongkos produksi lebih tinggi dari hasil jual.

Kini, situasinya berubah.

Wempi, seorang petani kopra di Minahasa, merasakan langsung manfaat dari harga yang membaik ini.

Dalam sebulan, ia bisa memanen kopra hingga 750 kilogram, bahkan kadang menyentuh satu ton.

"Kalau dihitung, sekarang bisa dapat belasan juta per panen. Dulu kadang cuma cukup buat beli beras," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Minggu (6/7/2025).

Foto Pribadi Wempi Londa
CERITA PETANI - Potret Sejumlah petani terlihat sedang memproses kelapa di sebuah bangsal sederhana di tengah perkebunan kelapa yang luas di Minahasa, Sulawesi Utara beberapa waktu lalu.
Foto Pribadi Wempi Londa CERITA PETANI - Potret Sejumlah petani terlihat sedang memproses kelapa di sebuah bangsal sederhana di tengah perkebunan kelapa yang luas di Minahasa, Sulawesi Utara beberapa waktu lalu. (Foto Pribadi Wempi Londa)

Bagi Wempi, kenaikan harga ini tak hanya membuat dapur tetap mengepul.

Ia juga bisa menutupi kebutuhan lain yang sempat tertunda, seperti biaya sekolah anak-anak.

Dua anaknya kini duduk di bangku sekolah dasar dan menengah pertama.

"Sekarang saya bisa bayar keperluan mereka, beli seragam baru, dan sepatu. Kalau dulu, harus tunggu panen berikut baru bisa lunasi," katanya.

Tak hanya itu, Wempi mengaku mulai bisa menabung kembali.

Bahkan beberapa utang kecil yang sempat tertunda, kini sudah lunas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved