Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Sejarah, Makna dan Relevansi Imlek Masa Kini

Imlek adalah sebuah sistem penanggalan. Awal tahun atau hari pertamanya dikenal sebagai Tahun Baru Imlek. Berikut ulasan tentang sejarah Imlek.

|
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Fernando Lumowa
IMLEK DI MANADO: Klenteng Kong Zi Miao Manado, tempat beribadah umat Khonghucu tampil anggun dengan hiasan lampion dalam rangka menyambut Imlek 2576 Kongzili. Sejarah Imlek bisa ditelusuri hingga ke Tiongkok zaman kuno. 

Beliau berpendapat sudah seharusnya pemerintah mendahulukan kepentingan rakyatnya. Pada masa itu, rakyat sepenuhnya menggantungkan hidup pada pertanian.

Jika penanggalan berawal pada musim dingin, tentulah sulit sebagai pedoman bertani. Ini berbeda dengan penanggalan Xia, yang bermula pada permulaan musim semi.

Nasihat Kong Zi diabaikan penguasa Dinasti Zhou. Bahkan ketika Zhou runtuh dan diganti Dinasti Qin, 225-202 SM, kitab-kitab Rujiao dimusnahkan. Baru setelah Qin runtuh diganti Dinasti Han, terjadi perubahan yang amat mendasar.

Kaisar pertama Dinasti Han, Liu Bang, memulai tradisi ziarah ke makam Tian Zhi Mu Duo Kong Zi. Rujiao dijadikan agama negara. Kaisar ketiga Dinasti Han, Han Wu Di, pada tahun 84 SM, menetapkan penggunaan kembali penanggalan Dinasti Xia yang sebelumnya telah “mati” selama 1682 tahun (sejak 1766-84 SM tidak digunakan).

Sebagai wujud penghormatan Han Wu Di kepada Kong Zi atau Khong Hu Cu, awal tahun penanggalan dinasti Xia atau yang kini dikenal sebagai penanggalan Imlek ini mengacu pada tahun kelahiran Khong Hu Cu.

Itulah sebabnya tahun Imlek berselisih 551 tahun dibanding tahun Masehi. Kalau tahun ini kita merayakan Tahun Baru Masehi 2025, maka sebentar lagi kita akan merayakan Tahun Baru Imlek 2576. Angka 2576 bila dikurangi 2025 berjumlah 551 (tahun kelahiran Khong Hu Cu 551 SM).

Dari ringkasan di atas terlihat bahwa ada 3 (tiga) nabi Ru Jiao dan seorang raja yang bersentuhan langsung dengan sejarah penanggalan Imlek.

Nabi/Raja Purba Huang Di sebagai pencipta, Nabi/Kaisar Purba Xia Yu sebagai pengguna pertama. Nabi Kong Zi sebagai penganjur dihidupkannya kembali penanggalan Imlek dan Kaisar Han Wu Di yang merealisasikan nasihat/anjuran Nabi Kong Zi. Sejak saat itu penanggalan Imlek terus digunakan sampai sekarang.

C. Makna

Sistem penanggalan Masehi didasarkan pada orbit bumi mengelilingi matahari atau dikenal sebagai sistem solar.

Penanggalan Hijriyah didasarkan orbit bulan mengelilingi bumi. Ini disebut sistem lunar. Sementara penanggalan Imlek menggabungkan kedua sistem dan disebut sistem lunisolar.

Perhitungan hari per bulannya menggunakan sistem lunar dan setiap 19 tahun dilakukan tujuh kali penyisipan bulan ketiga belas, untuk disesuaikan dengan sistem solar.

Mekanisme seperti di atas memungkinkan penanggalan ini bisa memprediksi air pasang dan air surut setiap bulannya, dan memprediksi jatuhnya musim semi, panas, rontok dan dingin untuk wilayah bumi bagian Utara (dan Selatan).

Memang salah satu pertimbangan Huang Di menciptakan kalender ini terkait dengan upacara keagamaan Rujiao yang sebagian besar berkaitan dengan musim (Imlek, Duan Yang, Zhong Qiu, Dong Zhi) dan peredaran bulan (Kitab Li Ji).

Ini terkait dengan ajaran agama Khonghucu yang menekankan pentingnya keselarasan antara Tian Di Ren (Tuhan, Bumi/Alam dan Manusia). Jaman dahulu, ibadah dasar kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berkait dengan musim ini biasanya langsung dipimpin Kaisar sendiri.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved