Sejarah
Sejarah, Makna dan Relevansi Imlek Masa Kini
Imlek adalah sebuah sistem penanggalan. Awal tahun atau hari pertamanya dikenal sebagai Tahun Baru Imlek. Berikut ulasan tentang sejarah Imlek.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
Beliau berpendapat sudah seharusnya pemerintah mendahulukan kepentingan rakyatnya. Pada masa itu, rakyat sepenuhnya menggantungkan hidup pada pertanian.
Jika penanggalan berawal pada musim dingin, tentulah sulit sebagai pedoman bertani. Ini berbeda dengan penanggalan Xia, yang bermula pada permulaan musim semi.
Nasihat Kong Zi diabaikan penguasa Dinasti Zhou. Bahkan ketika Zhou runtuh dan diganti Dinasti Qin, 225-202 SM, kitab-kitab Rujiao dimusnahkan. Baru setelah Qin runtuh diganti Dinasti Han, terjadi perubahan yang amat mendasar.
Kaisar pertama Dinasti Han, Liu Bang, memulai tradisi ziarah ke makam Tian Zhi Mu Duo Kong Zi. Rujiao dijadikan agama negara. Kaisar ketiga Dinasti Han, Han Wu Di, pada tahun 84 SM, menetapkan penggunaan kembali penanggalan Dinasti Xia yang sebelumnya telah “mati” selama 1682 tahun (sejak 1766-84 SM tidak digunakan).
Sebagai wujud penghormatan Han Wu Di kepada Kong Zi atau Khong Hu Cu, awal tahun penanggalan dinasti Xia atau yang kini dikenal sebagai penanggalan Imlek ini mengacu pada tahun kelahiran Khong Hu Cu.
Itulah sebabnya tahun Imlek berselisih 551 tahun dibanding tahun Masehi. Kalau tahun ini kita merayakan Tahun Baru Masehi 2025, maka sebentar lagi kita akan merayakan Tahun Baru Imlek 2576. Angka 2576 bila dikurangi 2025 berjumlah 551 (tahun kelahiran Khong Hu Cu 551 SM).
Dari ringkasan di atas terlihat bahwa ada 3 (tiga) nabi Ru Jiao dan seorang raja yang bersentuhan langsung dengan sejarah penanggalan Imlek.
Nabi/Raja Purba Huang Di sebagai pencipta, Nabi/Kaisar Purba Xia Yu sebagai pengguna pertama. Nabi Kong Zi sebagai penganjur dihidupkannya kembali penanggalan Imlek dan Kaisar Han Wu Di yang merealisasikan nasihat/anjuran Nabi Kong Zi. Sejak saat itu penanggalan Imlek terus digunakan sampai sekarang.
C. Makna
Sistem penanggalan Masehi didasarkan pada orbit bumi mengelilingi matahari atau dikenal sebagai sistem solar.
Penanggalan Hijriyah didasarkan orbit bulan mengelilingi bumi. Ini disebut sistem lunar. Sementara penanggalan Imlek menggabungkan kedua sistem dan disebut sistem lunisolar.
Perhitungan hari per bulannya menggunakan sistem lunar dan setiap 19 tahun dilakukan tujuh kali penyisipan bulan ketiga belas, untuk disesuaikan dengan sistem solar.
Mekanisme seperti di atas memungkinkan penanggalan ini bisa memprediksi air pasang dan air surut setiap bulannya, dan memprediksi jatuhnya musim semi, panas, rontok dan dingin untuk wilayah bumi bagian Utara (dan Selatan).
Memang salah satu pertimbangan Huang Di menciptakan kalender ini terkait dengan upacara keagamaan Rujiao yang sebagian besar berkaitan dengan musim (Imlek, Duan Yang, Zhong Qiu, Dong Zhi) dan peredaran bulan (Kitab Li Ji).
Ini terkait dengan ajaran agama Khonghucu yang menekankan pentingnya keselarasan antara Tian Di Ren (Tuhan, Bumi/Alam dan Manusia). Jaman dahulu, ibadah dasar kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berkait dengan musim ini biasanya langsung dipimpin Kaisar sendiri.
Kisah AH Nasution, Pahlawan Nasional Indonesia, Konseptor Perang Gerilya yang Mendunia |
![]() |
---|
Kisah Amir Syarifuddin, Pejuang Tiga Zaman: Kolonial, Jepang, dan Revolusi RI |
![]() |
---|
Kisah di Balik Nama Es Teler: Dari Celetukan Mahasiswa UI hingga Legenda Metropole |
![]() |
---|
3 Agustus dalam Sejarah: Mantan Presiden Soeharto Jadi Tersangka Korupsi Rp 600 Triliun |
![]() |
---|
Kisah Tsar Terakhir Rusia: Kejatuhan Nicholas II dan Runtuhnya 300 Tahun Kekuasaan Romanov |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.