Opini
Pilgub Sulawesi Utara Rasa Pilpres
Gambaran Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara dari peta dukungan yang sempat dibeber oleh beberapa lembaga survei.
Begitupun perbincangan keterwakilan Nusa Utara serta tak tertinggal pertanyaan bagaimana dengan keterwakilan Bolmong Raya.
Setelah dari sisi kewilayahan tersebut, ada juga obrolan yang yang menjadi alasan Ketiga kenapa Pilgub Sulut akan Rasa Pilpres yakni selalu terngiang di telinga pemilih soal sosiopolitik.
Dari sosiopolitik, keberagaman keyakinan meminta perimbangan kepemimpinan atau keterwakilan, misalnya bisakah calon wakil gubernurnya dari Islam?
Nah, kita mulai dari status Gubernur Sulut saat ini yang masih sangat full power memimpin partai politik Sulawesi Utara, apalagi merangkap sebagai bendahara umum di parpol tersebut.
Tidak mundurnya sebagai gubernur sementara proses pemilihan gubernur berjalan akan sama posisinya dengan Presiden Joko Widodo saat Pilpres 2024.
Saat itu Presiden masih menjabat sebagai Kepala Negara, meskipun Presiden bukan ketua umum parpol namun dalam kontestasi pilpres yang telah kita lalui tersebut sudah dipertontonkan bagaimana seorang presiden yang anak kandungnya ikut dalam kontestasi tersebut.
Tanpa harus menuliskan juga bagaimana Jokowi, sikap Jokowi dalam kontestasi pilpres kemarin.
Olly Dondokambey sebagai gubernur sudah dipastikan tidak akan terang terangan mendukung salah satu pasangan calon gubernur nantinya, namun sebagai Ketua PDI Perjuangan sudah sangat jelas akan berdiri paling depan men-support siapapun yang akan diusung partainya agar bisa menjadi pemenang.
Hasil Survei dan Manuver Kandidat
Berbagai hasil survei yang dirilis di berbagai media menempatkan Elly Lasut sebagai Calon Gubernur Pilihan Rakyat Sulawesi Utara.
Tentunya dalam kuisoner lembaga apapun selalu dalam pertanyaan pilihan, akan ada kalimat Jika pemilihan gubernur dilakukan hari ini.
Pertanyaan dan jawaban tentu akan sinkron dan kita pun harus membacanya jika itu terjadi hari ini.
Pilihan politik itu sangatlah dinamis, jadi sudah dipastikan akan terjadi perubahan.
Namun penulis menggeluti survei belasan tahun punya kesimpulan bahwa soal urutan pemenang akan sulit terjadi perubahan yang selisih perolehan prosentasenya bertaut jauh serta waktu untuk melakukan kerja kerja menarik simpati sudah sangat singkat.
Karena harus mengorbankan sebagian waktu untuk bertarung mendapatkan kendaraan politik guna mendukung dan mengusung sang calon.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.