Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hikmah Ramadhan

Ramadhan : Bulan Menata Hati

Hati menjadi tempat krusial bagi setiap Mukmin untuk berniat melaksanakan setiap ibadah; mahdhah maupun ghairu mahdhah.

Kolase/HO
Yusno Abdullah Otta, Direktur Pascasarjana IAIN Manado 

Tampaknya al-Ghazali menggunakan teori ini, dalam membagi kualitas orang yang berpuasa dalam tiga kategori yakni puasa umum (shaum al-‘am), puasa khusus (shaumul khas) dan puasa khusus di atas khusus (shaumul khawas al-khawas). Puasa umum adalah puasa secara fiqh.

Puasa khawas, lebih tinggi lagi yakni mempuasakan pikiran-pikiran yang dapat mengurangi pahala puasa. Sementara, puasa khawas al-khawas adalah mengikutsertakan hati untuk berpuasa.

Ayat 183 surah al-Baqarah hanya mewajibkan puasa selama satu bulan Ramadhan kepada orang beriman saja. Hal ini mengandung pesan tersirat bahwa orang beriman adalah kelompok orang yang mampu menjaga hubungan hatinya dengan Allah.

Dalam ungkapan para Sufi, Allah begitu rindu kepada setiap Mukmin yang telah sabar menjaga kualitas hati mereka selama sebelas bulan karena tetap terjalin secara intens, kuat dan berkesinambungan.

Mereka ini yang diajak dan dirayu oleh Allah agar memanfaatkan kesempatan terbaik selama sebulan untuk meningkatkan kualitas takwa, sebagaimana disebutkan secara harfiah dalam ayat tersebut, “agar kamu menjadi orang bertakwa.”

Dan, takwa letaknya di hati. Last but not least, hati yang diharapkan Allah datang menghadap-Nya di hari Akhirat adalah bentuk “hati salim” -qalbun salim- (QS. Al-Syu’ara [25]: 89) dan “hati yang kembali” –qalbun munib- (QS. Qaf [50]: 33). yao. (*)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved