Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Info Kesehatan

Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Penyakit Rematik dan Asam Urat

Meski sama-sama jenis radang sendi, sebenarnya dua penyakit ini benar-benar berbeda.

Editor: Glendi Manengal
Istimewa
Ilustrasi 

- kehilangan keseimbangan

- perubahan penampilan dan mobilitas tangan dan kaki

- masalah pada jantung, paru-paru, mata, dan organ lainnya

Penderita RA mungkin mengalami kesulitan dalam pekerjaan, terutama mereka yang melakukan pekerjaan fisik.

Gejala asam urat

Gejala asam urat juga bisa hilang dan kambuh.

Serangan bisa terjadi ketika kelebihan kristal asam urat menumpuk di persendian.

Pemicunya mungkin saja meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

Pemicunya mungkin termasuk konsumsi minuman beralkohol dan makanan kaya purin, seperti beberapa makanan laut, daging, dan jeroan.

Gejala asam urat pada persendian dapat berupa:

- rentang gerak berkurang

- pembengkakan

- kehangatan.

Sendi yang paling sering terkena asam urat adalah jempol kaki, namun sendi lain juga bisa terkena seiring perkembangannya.

Rematik lebih mungkin melibatkan banyak sendi sekaligus dan dapat menyebabkan kelelahan, demam ringan, dan penurunan berat badan.

Penyebab dan faktor risiko

Rematik disebabkan oleh masalah pada sistem kekebalan tubuh, meskipun dokter tidak mengetahui mengapa hal ini terjadi pada beberapa orang dan tidak pada orang lain.

Individu dengan faktor risiko berikut lebih mungkin mengalami rematik:

  • Usia: Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, RA biasanya muncul saat seseorang berusia 60an, meski bisa terjadi pada usia berapa pun.
  • Jenis Kelamin: Penyakit ini dua hingga tiga kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
  • Genetika: Memiliki ciri genetik tertentu dapat membuatnya lebih mungkin untuk berkembang.
  • Massa tubuh: Orang dengan obesitas lebih mungkin menderita RA.
  • Merokok: Merokok atau paparan asap rokok atau produk yang mengandung nikotin sebelum kelahiran dapat meningkatkan risiko
  • Faktor sosial ekonomi: Anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah memiliki risiko lebih tinggi di masa dewasa.
  • Riwayat melahirkan: Mereka yang belum pernah melahirkan mungkin memiliki risiko lebih tinggi.

Asam urat terjadi ketika tubuh seseorang menumpuk asam urat dalam jumlah berlebih.

Beberapa orang secara alami memproduksi asam urat berlebih, yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya asam urat.

Orang dengan faktor risiko berikut ini lebih mungkin mengalami penumpukan asam urat dan asam urat:

  • Jenis Kelamin: Lebih sering terjadi pada laki-laki.
  • Kondisi kesehatan: Riwayat tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, masalah ginjal, dan aspek lain dari sindrom metabolik membuat kemungkinan terjadinya asam urat.
  • Obat-obatan: Mengonsumsi obat-obatan seperti diuretik atau “pil air” dapat meningkatkan risiko.
  • Minuman: Konsumsi alkohol yang tinggi dan minuman tinggi fruktosa, sejenis gula, dapat meningkatkan risiko.
  • Makanan: Makanan yang mengandung purin dapat meningkatkan kadar asam urat. Makanan tersebut termasuk daging merah dan beberapa makanan laut.
  • Massa tubuh: Mengalami obesitas merupakan faktor risiko.

(Sumber TribunHealth/Ahmad Nur Rosikin)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved