Opini
Belt and Road Initiative Tiongkok: Wujud Pemikiran Tianxia dan Potensinya Mengubah Tatanan Dunia
Belt and Road Initiative (BRI) atau Prakarsa Sabuk dan Jalan menjadi garis haluan Tiongkok dalam upaya integrasi ekonomi regional
Potensi BRI Mengubah Tatanan Dunia
Dalam Understanding China’s Belt and Road Initiative, Peter Cai mengatakan Pemerintah Tiongkok telah mengisyaratkan bahwa BRI merupakan instrumen strategis untuk menghadapi kebijakan Amerika Serikat dalam ikatan TPP atau Kemitraan Trans-Pasifik.
Ketika Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS dan membuat larangan dukungan terhadap TPP, momentum ini dimanfaatkan Presiden Xi untuk lebih intens memperluas posisi Tiongkok sebagai pionir perdagangan regional. Banyak negara terutama sekutu AS yang menunjukkan antusiasnya pada BRI dalam konsep membangun kesatuan relasi dari segi ekonomi dan keamanan. Tujuan utama adalah mewujudkan jalinan produksi regional dan Tiongkok berposisi sebagai barometer standar dan pusat manufaktur bersumber pada kemajuan inovasi.
Raditio menjelaskan dalam tulisannya “Tianxia: Filsafat China Tentang Pemerintahan Dunia” tentang karakter BRI dalam perspektif kerangka dunia kontemporer di antaranya yang terpenting adalah bahwa BRI bukan mengambil atau menyerap negara-negara pendukungnya tetapi memegang teguh prinsip sukarela bagi siapa saja yang ingin ambil bagian.
Selain itu, walaupun BRI mengacu pada sistem hierarkis tetapi tidak terlibat di dalam ruang domestik negara anggota. Namun demikian, Tiongkok tetap membutuhkan pengakuan secara implisit tentang eksistensinya sebagai negara besar yang mencetuskan dan menentukan kebijakan BRI.
Refleksi Kritis
Walaupun imaji ambisius melekat pada inisiatif BRI, tetapi mau tidak mau diakui oleh negara-negara di dunia bahwa Tiongkok memiliki gagasan selangkah ke depan dalam upaya rekonstruksi kebijakan internal yang pada akhirnya memberikan pengaruh signifikan dalam tatanan global pada aspek hubungan sosial politik dan ekonomi lintas negara.
Hal ini pada hakikatnya bersumber pada identitas sejarah yang telah mengkristal dalam setiap aspek kehidupan masyarakatnya. BRI menjadi sarana konektivitas kegiatan pembangunan sosial ekonomi antar negara sekaligus ingin mewujudkan kebangkitan Tiongkok dan secara tidak langsung menjadi jalan untuk menggugat kemapanan hegemoni AS dalam kancah internasional.
Tianxia sebagai bingkai BRI telah membuktikan karakter visionernya dalam aspek pemikiran filosofis di masa lalu yang terkoneksi dengan masa depan.
Hal ini sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh Presiden Xi Jinping dalam pidatonya di Institut Hubungan Internasional Negeri Moskow pada tahun 2013 yaitu: Konsep “Komunitas dengan Masa Depan Bersama untuk Umat Manusia”, mewujudkan perspektif dunia secara universal sebagai satu kesatuan, tempat semua negara saling terhubung dan semua orang mempunyai masa depan yang menjanjikan di bawah Langit. (Kee, 2023). (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.