Ancaman Zoonosis di Sulut
Minahasa Berpotensi Jadi Daerah Penyebar Penyakit, Minum Saguer, Jual dan Makan Paniki Jadi Pemicu
Hal itu mengingat kebiasaan masyarakatnya yang menjual dan suka mengonsumsi satwa liar, salah satunya kelelawar dan juga minum nira mentah (saguer).
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Ia mengatakan, di Indonesia sendiri memang belum ditemukan ada virus nipah yang menjangkit ke manusia.
Namun virus itu terdeteksi ada di populasi kelelawar kita.
Untuk merespon kejadian di India soal munculnya virus nipah, kata Farida, sebaiknya memang perlu dilakukan satu penilaian risiko kemungkinan terjadi spill over atau limpasan.
Selain kebiasaan mengonsumsi paniki atau sebutan lain dari kelelawar, hal yang dianggap mengkhawatirkan adalah proses pengangkutan dan penjualan kelelawar.
Mulai dari kelelawar yang diangkut dan dicampur bersamaan dengan hewan lainnya, dan juga bercampurnya hewan satu dengan hewan lainnya ketika dijual di pasar-pasar yang ada di Minahasa.
"Praktek menggabungkan semua hewan menjadi satu memungkinkan resiko penyebab munculnya virus itu akan menjadi besar atau tinggi," kata Farida.

Founder dan juga sebagai Direktur Konservasi Kelelawar Sulawesi (KKS), Jusuf Kalengkongan mengakui sejak 2013, pihak KKS sudah mengidentifikasi ada virus corona di kelelawar hidup.
Hanya saja belum bermutasi.
"Nanti tunggu sekian tahun baru ada kasus kan covid19. Jadi sebenarnya kalau risiko zoonosis di Sulawesi Utara khususnya Minahasa, Manado dan Bitung jika melihat konsentrasi yang mengonsumsi ini masih sangat tinggi, tentu akan sangat berisiko untuk penyakit zoonotik," kata Jusuf Kalengkongan.
Jusuf Kalengkongan juga meminta masyarakat untuk tidak menganggap remeh ancaman virus zoonosis.
"Siapa yang tahu kedepan. Setelah kita lihat pandemi yang terjadi. Everything can happen. Kalau orang Manado bilang jangan pandang enteng lagi lah," kata Jusuf.
Baca Berita Lainnya di: Google News
Penerapan Konsep One Health di Tengah Kebiasaan Masyarakat Sulut Menjual dan Mengonsumsi Satwa Liar |
![]() |
---|
Ternyata Hanya 3 Hewan ini yang Dimakan Leluhurnya Orang Minahasa, Ular dan Kelelawar Tak Termasuk |
![]() |
---|
Masyarakat Sulut Konsumsi 12 Ribu Ekor Kelelawar per Hari, Pengucapan dan Natal Capai 100 Ribu Ekor |
![]() |
---|
Kisah Tini Kondoj, Penjual Hewan Ekstrim Pasar Kawangkoan Minahasa, Jarinya Sering Digigit Kelelawar |
![]() |
---|
Ancaman Zoonosis di Balik Perdagangan dan Konsumsi Satwa Liar di Minahasa Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.