Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Isi Pidato Soekarno yang Viral Sebelum Dikepung Tentara Belanda: Mungkin Saya akan Dibunuh

Pidato yang ditayangkan oleh Radio Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1948 itu viral dan didengar jutaan rakyat Indonesia di seluruh negeri. 

Editor: Rizali Posumah
HO/Wikipedia
Para pemimpin Republik Indonesia termasuk Soekarno dan Hatta saat ditangkap Belanda. 

Kita harus menunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah bangsa yang berdaulat dan berhak hidup bebas! Saudara-saudara sekalian! Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada saya.

Mungkin saya akan ditangkap, mungkin saya akan dibunuh, mungkin saya akan dibuang.

Tetapi, apapun yang terjadi pada saya, saya tetap setia kepada Republik Indonesia! Saya tetap setia kepada Pancasila! Saya tetap setia kepada Undang-Undang Dasar 1945!

Saudara-saudara sekalian! Jika saya tidak bisa memimpin perjuangan ini lagi, saya percaya bahwa ada pemimpin-pemimpin lain yang akan menggantikan saya.

Saya percaya bahwa ada jutaan Soekarno di seluruh Indonesia yang akan melanjutkan perjuangan ini.

Saya percaya bahwa rakyat Indonesia tidak akan pernah menyerah kepada penjajah! Saudara-saudara sekalian! Hidup Republik Indonesia! Hidup rakyat Indonesia! Merdeka atau mati!"

Pidato itu disiarkan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) dan didengar oleh jutaan pendengar di seluruh negeri.

Pidato itu juga menggugah semangat para pejuang yang masih bertahan di luar kota.

Salah satunya adalah Panglima Besar Jenderal Sudirman, yang saat itu sedang sakit paru-paru dan harus dibawa dengan tandu oleh para pengawalnya.

Sudirman memerintahkan para komandan TNI untuk melakukan gerilya dan serangan-serangan kejutan terhadap pasukan Belanda.

Ia juga memerintahkan untuk membentuk Komando Djawa Tengah (Kodjateng), sebuah pemerintahan sementara yang bertugas mengatur urusan sipil dan militer di Jawa Tengah.

Sementara itu, di Yogyakarta, Soekarno dan para tawanan lainnya dibawa ke Istana Kepresidenan oleh pasukan Belanda.

Di sana, mereka disambut oleh Kolonel van Langen, komandan militer Belanda di Yogyakarta.

Van Langen menawarkan Soekarno untuk bekerja sama dengan Belanda dalam membentuk pemerintahan federal di Indonesia.

Ia juga menjanjikan bahwa Soekarno akan diberi kekuasaan sebagai kepala negara federal tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved