Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Sejarah Dumoga, Wilayah yang Sering Terjadi Kerusuhan di Bolaang Mongondow Sulawesi Utara

Dumoga, sejarah, konflik dan daerah keramat di Bolaang Mongondow. Tempat dinobatkan raja pertama Bolaang Mongondow.

|
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
HO/petatematikindo.files.wordpress.com
Peta Kebupaten Bolaang Mongondow - Dumoga adalah wilayah di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, yang kerap terjadi tarkam. 

"Domokka lagapan tatua: tangkaplah burung itu," pinta Inalie. 

Kata Dumokka inilah yang kemudian menjadi rujukan terciptanya nama daerah yang kini disebut Dumoga

Tempat Deklarasi Kerajaan Bolaang Mongondow

Dalam ingatan kolektif orang Mongondow, Dumoga adalah tempat yang bisa disebut sakral.

Konon, di sinilah para Bogani (pemimpin komunitas) di seluruh daratan Totabuan berkumpul dan bersumpah setia, mengangkat Mokodoludut sebagai Punu (Raja) Bolaang Mongondow.

Sebelumnya para Bogani ini bermigrasi dari Bintauna, melalui pantai selatan. Beberapa dari mereka melewati hutan.

Mereka bertemu di Kampung Tua Desa Doloduo (saat ini Desa Toraut), Dumoga.

Kemudian untuk membentuk kerajaan dengan mengankat seorang Punu (Raja) Bolaang Mongondow, para Bogani berkumpul di Gunung Keramat Bumbungon yang ada di Dumoga.

Di gunung itulah, pada sekitar tahun 1400-an Mokodoludut diangkat oleh para Bogani sebagai raja dengan gelar Punu Molantut (Raja Tertinggi)

Praktis, Punu Mokodoludut adalah raja pertama dari Kerajaan Bolaang Mongondow yang dalam narasi sejarah, era kepemimpinannya disebut era Tompunu'on. 

Dan sejak saat itu, Dumoga dikenal sebagai tempat yang sakral karena merupakan tempat dilantiknya raja pertama Kerajaan Bolaang Mongondow. (TribunManado: Art/Nie/Asw/Riz)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved