Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Sejarah Dumoga, Wilayah yang Sering Terjadi Kerusuhan di Bolaang Mongondow Sulawesi Utara

Dumoga, sejarah, konflik dan daerah keramat di Bolaang Mongondow. Tempat dinobatkan raja pertama Bolaang Mongondow.

|
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
HO/petatematikindo.files.wordpress.com
Peta Kebupaten Bolaang Mongondow - Dumoga adalah wilayah di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, yang kerap terjadi tarkam. 

Di Dumoga banyak penduduk yang menyandarkan penghidupan pada pertambangan, terutama emas.

Selain itu, banyak pula yang berprofesi sebagau petani, pemburu, dan pengambilan hasil hutan seperti penebang pohon dan lain-lain.

Kulturnya sangat heterogen. Ada suku Mongondow sebagai suku asli, Minahasa, Sangihe, Jawa, Bali, Gorontalo, Bugis dan lainnya.

Warga Dumoga sangat menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama.

Pertikaian sama sekali tidak dikaitkan dengan agama.

Beberapa wilayah di Dumoga seperti Mopuya menjadi laboratorium umat beragama sedunia.

Masyarakat yang multietnik di Dumoga bermula dari program transmigrasi pemerintah. 

Gelombag pertama transmigrasi datang pada tahun 1963 dengan jumlah 1.549 jiwa (349 KK). 

Mereka umumnya adalah dari suku Bali dan ditempatkan di Desa Werdhi Agung.

Para transmigran berikutnya ditempatkan di desa Kembang Mertha (1964), Mopuya (1972/1975), Mopugad (1973/1975), Tumokang (1971/1972), Sangkub (1981/1982), Onggunai (1983/1984), Torosik (1983/1984) dan Pusian/Serasi (1992/1993).

Asal muasal kata Dumoga

Kata Dumoga dipercaya oleh masyarakat setempat  bermuasal dari kisah Bogani (pemimpin komunitas) Amalie dan Bogani Inalie. 

Kala itu, suami istri ini pergi mencari ikan di sungai yang tidak jauh dari Gunung Bumbungon tempat mereka tinggal. 

Saat keduanya hendak pulang, di tengah perjalanan mereka melihat seekor burung. 

Sontak Inalie meminta suaminua Amalie agar sedia menangkap burung tersebut untuknya. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved