Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kejaksaan Tak Banding Vonis Ringan Bharada E, Ini Pertimbangannya

Kejaksaan Agung RI memastikan tidak akan mengajukan banding atas putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan terhadap Bharada E.

Editor: Ventrico Nonutu
Tribunnews/Jeprima
Kejaksaan Agung RI memastikan tidak akan mengajukan banding atas putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan terhadap Bharada E. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bharada Richard Eliezer atau Bharada E divonis hukuman 1 tahun dan 6 bulan penjara atas kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan itu lebih ringan dari tuntutan jaksa.

Terkait dengan vonis ringan yang diberikan kepada Bharada E, Kejaksaan Agung RI memastikan tidak akan mengajukan banding.

Diketahui sebelumnya jaksa menuntut Bharada E 12 tahun penjara.

Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Fadil Zumhana angkat bicara terkait putusan hakim yang memvonis ringan Bharada E.

Baca juga: Sosok Wanita yang Sering Didatangi Bharada E, Ini Respon Seusai Richard Divonis 1 Tahun 6 Bulan

Fadil Zumhana menjelaskan dalam Pasal 233-234 KUHAP menyebutkan bahwa permohonan banding berhak diajukan oleh terdakwa atau yang khusus diusahakan untuk itu atau penuntut umum dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah putusan dijatuhkan, atau setelah putusan diberitahukan kepada terdakwa yang tidak hadir dalam pengucapan putusan.

"Jadi penuntut umum dan terdakwa berhak mengajukan banding atau upaya hukum. Artinya putusan hakim bisa tidak diterima oleh jaksa atau terdakwa," kata Fadil dalam tayangan di Kompas TV, Kamis (16/2/2023).

Dalam putusan atas Bharada E yang sangat jauh lebih ringan dari tuntuan jaksa, kata Fadil, ada beberapa hal dan pertimbangan menyangkut sikap kejaksaan apakah akan banding atau tidak.

"Kami melihat pihak keluarga korban, Ibu Yosua, Bapak Yosua dan kerabatnya memaafkan Bharada E. Saya melihat perkembangan dari suatu sikap yang memafkan berdasarkan keikhlasan," kata Fadil.

Menurutnya dalam hukum manapun maupun hukum agama termasuk hukum adat, kata maaf adalah yang tertinggi dalam putusan hukum.

"Kami mewakili korban, negara dan masyarakat, melihat perkembang seperti itu, salah satu pekembangannya untuk tidak melakukan upaya hukum atau banding dalam perkara ini. Karena sudah terwujud keadilan substansif," ujar Fadil.

Fadil mengatakan putusan hakim sudah mengambil over seluruhnya dakwaan maupun tuntutan jaksa.

"Hakim yakin benar atas dakwaan jaksa tersebut," katanya.

"Saudara Richard Eliezer yang telah berterus terang, kooperatif, hal itu merupakan contoh bagi para pelaku penegak hukum yang mau membongkar suatu peristwa pidana," katanya.

"Ini menjadi pertimbangan juga bagi kami untuk tidak menyatakan banding. Dengan kami tidak banding, maka inkracht lah putusan atas Bharada E, atau berkekuatan hukum tetap," kata Fadil.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved