Tajuk Tamu
Di Balik Hari Valentine, Logika dalam Romantika Cinta, Memilih yang Terbaik, Bukan yang Tersedia
Gunakan Logika Dalam Romantika Cinta Kasih, untuk Memilih Orang yang Terbaik, Bukan Orang yang Tersedia
Faktanya, mereka memang benar-benar sedang dalam keadaan mabuk'. Maka orang berjalan di luar tatanan atau menggunakan logika.
Saat mabuk dengan cinta, biasanya kita tidak melibatkan kecerdasan dan pikiran kritis dan apa kita tidak mampu mengendalikan akal sehat kita maka jadilah kita "bucin" alias budak cinta.
Menurut Dr Fred Nour, seorang neurologis dari California sekaligus penulis buku True Love: How Science to Understand Love.
Bahwa kondisi memabukkan itu hanya terjadi di awal saja atau sementara, setelah fase jatuh cinta yang membuat kita jadi bodoh dalam kemabukan cinta maka kita sadar dan perlu dilakukan evaluasi.
Anda mulai bisa melihat kenyataan dan wajib menggunakan akal sehat untuk bercinta.
Anda perlu menilai apakah hubungan itu sehat atau tidak, apakah kita cocok atau tidak, baik strata pendidikan maupun sosial dan budaya termasuk perbedaan umur sangat penting.
Anda dan pasangan perlu berhenti mengikuti perasaan dan mulai aktif melibatkan otak demi kelangsungan hubungan, apakah cocok atau tidak.
Berbekal pengetahuan di atas, kita kini tahu kegilaan yang menyertai momen jatuh cinta itu adalah akibat gejolak hormon dan neurochemical yang sangat kuat yang membuat kita tidak menggunakan ratio logika
Untuk menghindari kemabukan cinta yang membuat kita jadi gila dan bodoh, yang berisiko merusak masa depan kita dimana karena tidak menggunakan pikiran/logika, maka kita akan terperangkap pada orang yang salah.
Jika Anda salah satu orang yang terjerumus jatuh akibat mabuk cinta. Maka anda perlu mengimplementasikan pendekatan 'multigebetan'. trategi banyak "gandengan" agar dapat memilih diantara mereka mana yang cocok. Hal tersebut bisa menghindarkan dari ‘cinta prematur’.
Di saat anda tidak menggunakan 'logika dan memilih pasangan dengan 'metode' kegilaan cinta 'ego/eros' tanpa menggunakan logika maka resiko terjadinya 'perselingkuhan', yang berakibat pada pengkhianati janji perkawinannya berimbas pada kehancuran rumah tangga.
Biasanya orang-orang yang mengalami kehancuran rumah, berusaha untuk membangun rumah baru, maka pilihan ke dua mereka akan bertambah buruk jika mereka tidak menggunakan logika, menghitung biaya konstuksi bangunan baru termasuk isi rumah.
Gunakanlah otak agar tetap objektif dan logis dalam memilih orang yang terbaik, bukan orang yang tersedia.
Jika hal ini diterapkan maka logika cinta kasih akan berubah menjadi cinta yang dilandasi kasih sayang yang hakiki.
Selamat hari kasih sayang, Selasa 14 Februari 2023. (*)
Konsekuensi Pembatalan Presidential Threshold |
![]() |
---|
Patronase Birokrasi: Antara Netralitas dan Keterpaksaan ASN Bumi Nyiur Melambai |
![]() |
---|
Gerakan Alumni Peduli FK Unsrat: Seratus Ribu Berjuta Makna |
![]() |
---|
Manfaat Penggunaan QRIS untuk Pelaku UMKM di Manado Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Peran Generasi Millenial, Smart Agriculture dalam Kedaulatan Pangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.