Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bitung Sulawesi Utara

Maurits Mantiri Angkat Produk UMKM Kota Bitung Go Internasional di Seminar Kajiterap

Maurits Mantiri membahas soal produk UMKM asal Bitung yang sudah go internasional. Ia ingin produk berbahan rumput laut juga begitu.

Tribunmanado.co.id/HO
Balai Pelatihan dan Penyuluh Perikanan (BPPP), di Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menggelar Seminar Kajiterap Melalukan Subtitusi Rumput Laut (Euchea Cottonii) dengan Produk Kelapa Pada Olahan Klappertaart. 

Tercatat 911 jenis rumput laut dapat tumbuh dengan baik di Indonesia.  

Hal ini didukung dengan 6,4 juta km2 luas lautan, 108 ribu km panjang garis pantai, serta memiliki iklim tropis.

Saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen utama rumput laut dunia, khususnya untuk jenis Eucheuma sp dan Glacillaria sp.  

Produksi Eucheuma sp Indonesia pada tahun 2019 mencapai 9,8 juta ton (basah) atau 99,8 persen dari total produksi Eucheuma sp dunia.  

Sementara untuk Glacillaria sp sebesar 123 ribu ton (basah) atau 3,4 persen dari total produksi dunia.

Baca juga: 10 Poster Selamat Hari Juang Kartika TNI AD 2022, Cocok Dibagikan Tanggal 15 Desember 2022

Baca juga: Wali Kota Manado Sulawesi Utara Andrei Angouw Minta Pengerjaan Proyek Bersumber Dana DAK Dipercepat

Secara total, produksi rumput laut Indonesia kedua terbesar di dunia setelah RRTb (berdasarkan data FAO).

Sebagai salah satu produsen utama rumput laut, merupakan suatu keuntungan bagi Indonesia.

Hal tersebut karena rumput laut menjadi salah satu produk yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia. 

Produk turunan rumput laut dapat dikelompokkan menjadi pangan, pakan, pupuk, produk kosmetik, dan produk farmasi.

Sejumlah penelitian juga menyebutkan bahwa rumput laut dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan bahan bakar atau biofuel, sehingga dapat menjadi salah satu alternatif solusi krisis energi yang banyak dikhawatirkan di masa datang.

Di Indonesia sendiri berbagai produk berbahan baku rumput laut telah dikembangkan. 

Produk-produk turunan yang telah dikembangkan antara lain produk pangan seperti manisan, agar-agar, dodol, mie, minuman, stik, dan lainnya.

Sedangkan produk non-pangan meliputi pupuk, cangkang kapsul, kemasan pengganti plastik, sedotan, sabun, lulur, hingga bedak.

Produk turunan rumput laut sebagai hydrocolloid (karaginan, agar, dan alginat) untuk bahan pembantu dalam pembuatan berbagai produk industri baik pangan (es krim, roti susu, sosis, edible film pada buah-buahan, minuman instan, dan lainnya) maupun non-pangan (cat, tekstil, farmasi, kosmetik, dan lainnya).

Kondisi rumput laut di Sulut memiliki potensi yang cukup besar dengan total areal budidaya 2.886,7 ha yang tersebar di kabupaten Minahasa Utara, Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Kepulauan Sangihe, dan Kepulauan Sitaro.

Balai Pelatihan dan Penyuluh Perikanan (BPPP), di Kota Bitung
Balai Pelatihan dan Penyuluh Perikanan (BPPP), di Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menggelar Seminar Kajiterap Melalukan Subtitusi Rumput Laut (Euchea Cottonii) dengan Produk Kelapa Pada Olahan Klappertaart.
Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved