Bapontar Sangihe
Pesona Pantai Pananualeng di Kepulauan Sangihe dan Cerita Bambu Berdarah
Lautnya tenang. Hamparan pasirnya putih dan bersih. Banyak pohon kelapa tumbuh di sepanjang pesisir pantainya.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
Di Pantai Pananualeng, jaringan listrik dan internet sudah ada. Hanya saja, signalnya masih kerap muncul tenggelam.
Itu pun hanya bisa bagi pengguna kartu provider Telkomsel. Provider lain belum ada.
Karena itu ia berharap destinasi wisata ini tak hanya dibebankan kepada dinas pariwisata tapi juga didukung dinas dan instansi lain seperti PLN hingga perusahaan provider. Termasuk penduduk lokal.
Bambu Berdarah
Pantai Pananualeng juga menyimpan cerita mistik yang melegenda. Ceritanya di kawasan pantai ini terdapat bambu berdarah. Orang setempat sering menyebutnya buluh berdarah.
Kenapa berdarah? Karena konon ada bambu yang tumbuh di Pantai Pananualeng jika dipotong mengeluarkan cairan berwarna merah. Mirip darah.
Stenly Rasubala menceritakan hal itu kepada kami saat bersua di Pantai Pananualeng, Sabtu 26 Maret 2022.
Stenly adalah pendeta sekali koordinator pengelola Pantai Pananualeng.
Ia sempat mengajak tim Tribun Manado melihat bambu yang dipercaya sebagai bambu berdarah.
Letaknya di atas bukit. Ke lokasi ini, pengunjung bisa berjalan kaki dari Pantai Pananualeng. Dekat.
Kata Stenly, konon Pantai Pananualeng pernah menjadi lokasi peperangan antara pasukan Kerajaan Tabukan dengan pasukan kerajaan Mindanou (Filipina) pada masa lampau.
Sebagian menggunakan bambu runcing sebagai alat peperangan. Konon bambu-bambu runcing yang digunakan berperang itu kemudian ditancapkan di sekitar Pantai Pananualeng.
Nah bambu yang kini masih bisa dijumpai di pantai ini dipercaya sebagian masyarakat adalah hasil ‘turunan’ dari bambu-bambu runcing yang ditancapkan seusai peperangan tersebut.
“Nah bambu itulah yang dipercaya sebagian masyarakat sebagai bambu berdarah,” tutur Stenly.
Penasaran? Berkunjunglah ke Pantai Pananualeng di Kepulauan Sangihe. (jum)