Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tambang Longsor di Sangihe

Identitas Dua Korban Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Tambang Bowone Sangihe Sulut

Identitas dua korban meninggal akibat tertimbun longsor di tambang ilegal, Kampung Bowone Sangihe, Sulut. Jatri Lomboh dan Viktor Pontoh.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Frandi Piring
Dok. BASARNAS Manado
EVAKUASI - Proses evakuasi korban meninggal akibat tertimbun longsor di tambang ilegal/PETI, Kampung Bowone Sangihe, Sulut pada Jumat (22/8/2025). Identitas dua korban meninggal, yakni Jatri Lomboh dan Viktor Luis Pontoh. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - SANGIHE – Dua penambang meninggal dunia setelah tertimbun longsor yang terjadi di lokasi pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Dusun Entana Mahamu, Kampung Bowone, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara pada Jumat (22/8/2025) malam.

Identitas kedua korban, yakni Jatri Lomboh dan Viktor Luis Pontoh.

Kedua penambang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di TKP.

Korban Jatri Lomboh berhasil ditemukan pada pukul 21.40 Wita oleh tim gabungan setelah berjam-jam melakukan pencarian.

Tak berselang lama, sekitar pukul 22.20 Wita, korban kedua yakni Viktor Luis Pontoh alias Luis ditemukan.

Proses pencarian dilakukan oleh TNI, Polri, pemerintah Kecamatan Tabukan Selatan Tengah serta warga setempat.

Upaya evakuasi berjalan cukup sulit karena kondisi tanah yang labil dan rawan longsor susulan.

Humas Basarnas Manado, Nuriadin Gumeleng, menjelaskan proses pencarian dilakukan secara manual dengan penggalian dan penyiraman menggunakan water pump di lokasi yang diperkirakan menjadi titik tertimbunnya korban.

"Setelah berhasil dievakuasi, kedua korban kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk disemayamkan di rumah duka," jelas Nuriadin.

Nuriadin menambahkan pihak Basarnas Sulut wilayah Pos sar Tahuna mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan berhati-hati terhadap potensi longsor di lokasi tambang tradisional yang memiliki risiko tinggi.

"Kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati karena cuaca akhir-akhir cukup buruk," pungkasnya.

Peristiwa ini kembali menyoroti bahaya aktivitas PETI yang masih marak dilakukan masyarakat. 

Pihak berwenang juga mengimbau masyarakat agar lebih mengutamakan keselamatan dibanding keuntungan sesaat dari aktivitas pertambangan tanpa izin.

Kronologi Kejadian

Sekitar pukul 09.00 Wita, kedua korban bersama tiga rekan lainnya mulai bekerja di lokasi PETI milik keluarga Tatali dengan penanggung jawab Faizal Tatali.

Lubang galian yang mereka kerjakan memiliki kedalaman sekitar dua meter.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved