Penambang Tertimbun di Sangihe
2 Penambang di PETI Kampung Bowone Sangihe Ditemukan Meninggal Setelah Tertimbun Longsor
Tragedi longsor di lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Dusun Entanamahamu, Kampung Bowone, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah
Penulis: Eduard Joanly Tahulending | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID – Tragedi longsor di lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Dusun Entanamahamu, Kampung Bowone, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Jumat (22/8/2025), menelan dua korban jiwa.
Lokasi tambang dari Pelabuhan Tahuna Sangihe sekitar 40,6 km.
Untuk menempuh lokasi tersebut membutuhkan waktu 1 jam 17 menit menggunakan kendaraan bermotor.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribun manado, kedua penambang yang tertimbun tanah sudah ditemukan dalam keadaan meninggal.
Korban pertama, Jatri Lomboh ditemukan pada pukul 21.40 WITA oleh tim gabungan setelah berjam-jam melakukan pencarian.
Tidak berselang lama, sekitar pukul 22.20 WITA, korban kedua yakni Viktor Luis Pontoh alias Luis juga ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Proses pencarian dilakukan oleh TNI, Polri, pemerintah Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, serta warga setempat.
Upaya evakuasi berjalan cukup sulit karena kondisi tanah yang labil dan rawan longsor susulan.
Peristiwa ini kembali menyoroti bahaya aktivitas PETI yang masih marak dilakukan masyarakat.
Kronologis Kejadian
Sekitar pukul 09.00 WITA, kedua korban bersama tiga rekan lainnya mulai bekerja di lokasi PETI milik keluarga Tatali dengan penanggung jawab Faizal Tatali.
Lubang galian yang mereka kerjakan memiliki kedalaman sekitar dua meter. Saat sebagian pekerja keluar, tiba-tiba tanah di sekitar lubang longsor dan langsung menimbun dua penambang yang masih berada di dalam.
Saksi pertama, Jun Vendri Diamare alias Nun, menuturkan dirinya mendapat kabar dari rekan lain bahwa dua penambang masih tertimbun sesaat setelah longsor terjadi.
Saksi kedua, Fiali Aer, yang duduk tidak jauh dari lokasi, melihat langsung tanah dari atas lubang jatuh menimpa korban. Ia berteriak memanggil pekerja lain untuk meminta pertolongan.
Saksi ketiga, Adrianto Mehipe alias Nino, juga menyaksikan longsoran tanah tersebut. Menurutnya, peristiwa itu terjadi begitu cepat sehingga tidak ada kesempatan menyelamatkan korban.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.