Peran Strategis Mangrove

Dalam ekologi, hutan mangrove memiliki fungsi dan peran strategis, yakni: Pertama, mencegah abrasi pantai.

Abrasi pantai mengakibatkan berkurangnya daerah pantai sehingga daerah pantai yang dulunya tidak digenangi oleh air laut menjadi tergenang.

Daerah pemukiman penduduk yang berada di pinggiran pantai pun akan tergenang jika abrasi terus menerus terjadi.

Kedua, membantu mengurangi dampak pemanasan global.

Pengembangan kawasan mangrove dapat menambah zona hijau untuk memperlambat laju efek pemanasan global. Mangrove membantu menjaga kualitas udara.

Ketiga, mangrove menjadi tempat tinggal beberapa biota laut, misalnya tempat pembiakan benih-benih ikan, udang, dan kerang dari lepas pantai, penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh berbagai makhluk hidup, menurunkan kandungan gas karbon dioksida (CO2) di udara dan bahan-bahan pencemar di perairan rawa pantai.

Tanpa mengesampingkan kebutuhan masyarakat atas keterbatasan lahan pemukiman, masyarakat pun perlu diedukasi tentang konsekuensi alih fungsi kawasan mangrove sebagai pemukiman.

Efek jangka panjang yang nanti dihadapi jauh lebih berat daripada hanya sekedar memikirkan tempat tinggal.

Karena mangrove merupakan penyangga terdepan ekosistem darat dari terjangan gelombang pasang dan yang lebih besar tsunami yang mampu memporak-porandakan komunitas kehidupan yang ada di daerah pesisir.

Ringkasnya, upaya pelestarian mangrove merupakan bentuk tanggungjawab bersama.

Mengingat melestarikan mangrove berarti menyiapkan lingkungan yang berkualitas bagi masa depan generasi mendatang.

Dengan demikian dibutuhkan komitmen bersama dari semua pihak untuk bersama-sama melakukan konservasi mangrove; mulai dari memikirkan pengelolaan, pemanfaatan dan pemeliharaan kawasan hutan mangrove dengan lebih ramah lingkungan dan bertanggung jawab.