Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Indonesia

Plasma Darah Hanya untuk Pasien Covid-19 Kondisi Parah, Bukan untuk Pencegahan, Begini Prosesnya

Plasma darah pasien yang telah sembuh diolah dan diberikan kepada pasien dalam kondisi berat, maka akan menguatkan antibodi mereka.

IST
Kondisi terkini Mehub Budi Karya Sumadi saat menjalani perawatan Covid-19. Budi Karya turut memberikan darahnya untuk uji klinis plasma darah mengobati virus Corona. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Plasma darah dari pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 diyakini dapat menyembuhkan para pasien yang sedang dirawat.

Mengutip warta Voice of America, Kamis (30/4/2020), saat ini Tim Kesehatan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Laboratorium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Bio Farma melakukan uji konvalesen plasma atau plasma darah dari pasien yang dinyatakan sembuh.

Kepala LBM Eijkman Profesor Amin Soebandrio kepada VOA mengatakan, plasma darah hanya dapat diberikan kepada pasien yang terinfeksi virus Corona, yang kondisinya parah atau berat.

Jadi tidak dapat digunakan untuk pencegahan yang sifatnya individual.

Pasien yang telah sembuh dari Covid-19 memiliki antibodi di dalam plasma darahnya.

Dengan melakukan pengambilan plasma darah mereka yang telah sembuh, untuk diolah dan diberikan kepada pasien-pasien virus corona yang dalam kondisi berat, maka akan menguatkan antibodi mereka sehingga proses pemulihannya lebih baik.

Plasma Darah Pasien Sembuh Bisa Obati Virus Corona, Pengobatan yang Sama untuk Flu Burung & Flu Babi

Meski demikian pasien yang akan diberi donor plasma darah, ujar Amin, harus dicermati dari hulu dan hilir.

Artinya, plasma yang mau dipakai harus sesuai, termasuk cara pemberian, dosis dan sebagainya.

Menurutnya pemberian plasma darah pada pasien yang masih menderita Covid-19 tetap harus diikuti dengan pengobatan standar yang sedang diberikan.

Pemberian plasma darah ini, tambahnya, hanya mempercepat penyembuhan karena virusnya diarahkan dan bisa dieliminasi oleh antibodi yang berikan.

Darah Pasien Sembuh Covid-19 Jadi Antibodi Vaksin Pasif Virus Corona, Diincar di Pasar Online Dunia

“Jadi misalnya tidak bisa orang yang sehat kemudian karena takut terinfeksi virus corona terus dia minta disuntik plasma itu tidak bisa . Jadi ini betul-betul untuk pasien yang sedang sakit berat karena terinfeksi virus corona. Itu juga harus diseleksi oleh tim dokternya,” kata Profesor Amin.

Lebih lanjut Profesor Amin menjelaskan pada prinsipnya proses pengambilan donor plasma darah hampir sama dengan donor darah.

Pada awalnya diambil darahnya sebanyak 10 cc untuk diperiksa ada tidaknya infeksi sehingga sampel ini benar-benar aman.

Penyintas Covid-19 yang melakukan donor plasma darah ini, kata Amin, harus memenuhi beberapa persyaratan, baik dari kesehatan umum, periksa hemoglobin (hb) dan sebagainya untuk memastikan tidak ada virus Corona maupun bakteri lain.

Plasma Darah Pasien yang Sembuh dari Virus Corona Bisa Obati Korban Covid-19? Ini Penjelasan Ahli

Apabila semuanya bagus dan memenuhi kriteria maka dilakukan pengambilan plasma atau yang disebut dengan plasmaferesis.

Plasmaferesis merupakan pengambilan, pengobatan, dan pengembalian atau penukaran plasma darah atau komponennya dari dan ke dalam peredaran darah.

“Kalau memang bagus dan memenuhi persyaratan kemudian baru dijadwalkan untuk pengambilan yang 200cc bisa sampai 500 cc, tergantung berat badan pendonornya juga kondisi-kondisi lain, artinya PMI menentukan jumlah darah yang diambil. Sel darahnya akan dikembalikan lagi ke pendonor,” ujar Profesor Amin.

Profesor Amin mengatakan semangat para penyintas Covid-19 untuk ikut mendonorkan plasma darah mereka sangat tinggi.

Kabar Baik, Perusahaan Farmasi Jerman Mulai Uji Coba Vaksin pada Manusia

Salah satu penyintas Covid-19 di Indonesia yang sudah menyumbangkan plasma darahnya untuk uji klinis tersebut adalah Ratri Anindyajati, atau pasien 03.

Ratri menceritakan pada awalnya ia agak sedikit takut untuk ikut dalam pendonoran plasma darah ini karena tidak terbiasa melakukan donor darah.

Selain itu ia juga memiliki darah rendah. RSPAD memberi penjelasan yang mudah dipahami sehingga ia berani mendonorkan plasma darahnya.

Akhirnya Ratri semakin yakin untuk mendonorkan plasma darahnya setelah mendengar informasi tentang pasien Covid-19 yang telah sembuh di Cina dan negara Eropa, dan kemudian berlomba-lomba mendonorkan plasmanya untuk kesembuhan mereka yang sedang sakit.

Ilmuwan Oxford Inggris Targetkan 1 Juta Dosis Vaksin Covid-19 pada September Nanti

“Dan juga 200 cc plasma darahnya untuk didonorkan untuk orang sedang terpapar, tetapi ada beberapa puluh cc plasma yang masuk laboratorium untuk diteliti dan diriset, semoga untuk penemuan vaksin untuk Covid-19,” ujar Ratri.

Ratri menceritakan proses pengambilan plasma darahnya.

Menurutnya, darah merah yang keluar masuk ke sebuah mesin, di mana terdapat sebuah selang untuk menyaring plasma darah.

Plasma darah yang berwarna putih kekuningan itu masuk ke kantong kemudian darah merahnya masuk kembali ke tubuhnya melalui jarum yang sama.

Harapan Bill Gates Vaksin Covid-19 Miliknya Dapat di Produksi Dalam Setahun

Untuk pengambilan 100 cc pertama, tambahnya, membutuhkan waktu 25 menit. Setelah darah merahnya masuk kembali ke tubuhnya kemudian ditarik lagi untuk 100 cc berikutnya.

“Jadi total tangan aku harus lurus gitu dengan jarum itu sekitar 50 menitan,” kata Ratri.

Sementara itu adik dan ibunya, yang adalah pasien Covid-19, 01 dan 02 di Indonesia, tidak bisa menjadi donor karena alasan kesehatan. (*)

RSUP Kandou Manado Termasuk dalam ‘Solidarity Trial’ Uji Vaksin Covid-19 Dunia

Teror Corona di RS Darurat: Pasien Lama Tak Rela Seruangan dengan Pasien Baru

Penularan Virus Masih Terjadi: 45 Orang Terpapar Corona di Sulut

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved