Tajuk Tamu Tribun Manado
Nilai-nilai Kultural dalam Musik Hawaian
Estetika dikaitkan dengan satu tolok ukur bahwa yang indah adalah yang memberi kepuasan, yang indah adalah yang berharga pada dirinya.
Oleh:
Ambrosius Loho SFils Mfil
Dosen Filsafat Universitas Katolik De La Salle Manado
Pegiat Estetika
TANGGAL 27 November 2019 menjadi kesempatan pertama musik hawaian, musik khas Ambon-Maluku, berkolaborasi dengan musik kolintang, musik khas Minahasa-Sulawesi Utara. Kolaborasi ini tersusun rapi dalam sebuah konsep “Festival Musik Tradisional Maluku: ‘Ambon Kota Musik Dunia’”. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari pendukungan untuk Kota Ambon yang diganjar UNESCO sebagai Kota Musik Dunia pada tanggal 30 Oktober 2019.
Sebagaimana penulis ketahui dari beberapa diskusi singkat dengan para praktisi hawaian band di Kota Ambon, termasuk membaca beberapa naskah yang pernah dipublikasi baik oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon, juga tulisan-tulisan lepas di beberapa media, diakui bahwa hawaiian adalah salah satu musik khas Maluku, yang sejatinya bernilai tradisi, yang komposisinya bersumber dari: tifa, tahuri, totobuang, hukulele, hawaiian, gong, rebana (gabungan musik tradisional Maluku).
Dan dalam kaitan dengan pengakuan Ambon sebagai Kota Musik Dunia, musik ini juga menjadi salah satu musik yang turut manguatkan pengakuan Ambon menjadi ‘Kota Musik Dunia’. Maka dari itu, perlu sebuah gerakan untuk mendukung apa yang sudah diakui itu.
Dari perspektif yang sedikit melampaui apa yang sudah tampak (pengakuan dari UNESCO), penulis juga membaca, mendalami dan menganalisa lalu kemudian mencari sekiranya ada nilai-nilai kultural yang hakiki dalam musik hawaian. Untuk menjawab hal itu, penulis berpijak dari pemahaman estetika dalam musik kolintang yang pernah penulis uraikan dalam karya sebelumnya, untuk memberi perspektif pada musik hawaian itu.
• Cindy Sumbang Emas Pertama di SEA Games Filipina
Dalam karya terdahulu, Estetika Musik Kolintang 2019, penulis menguraikan bahwa estetika timbul tatkala pikiran penikmat seni (= tapi juga pemikir dan kritikus seni), mulai terbuka dan mengkaji berbagai keterpesonaan rasa.
Demikian juga dalam zaman modern, estetika dikaitkan dengan satu tolok ukur bahwa yang indah adalah yang memberi kepuasan, yang indah adalah yang berharga pada dirinya.
Dan karena estetika adalah soal rasa, Clive Bell, seorang kritikus seni Inggris, mengatakan bahwa estetika hanya dapat ditemukan oleh orang yang dalam dirinya sendiri punya pengalaman yang bisa mengenali wujud bermakna dalam satu karya seni tersebut. (Ambrosius Loho 2019: 1-2).
• Faqih Tewas Menjelang Wisuda di UIN Syarif Hidayatullah, Ditabrak Orang Mabuk
Dari pemahaman sederhana tentang estetika sebagaimana diuraikan di atas, apa nilai-nilai filosofis kultural musik hawaian? Dari beberapa pembacaan, penulis menemukan bahwa masyarakat Maluku sejak dahulu sangat suka bermusik.
Hal itu ditunjang oleh fakta bahwa Maluku memiliki beragam bentuk musik lokal dari perpaduan secara kreatif tradisi dan budaya lokal masyarakat dengan pengaruh tradisi musik dari luar, terutama yang masuk bersamaan dengan penyebaran Islam dan Kristen di Maluku.
Kendati demikian, keberadaan musik lokal Maluku dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik yang umumnya dimiliki oleh semua musik lokal Maluku. (bdk. Dewi Tika 2017: 9).
• Guntur Romli: Faktanya Habib Rizieq Tidak Dicekal Oleh Pemerintah RI, Tapi Pemerintah Saudi
Sebagai upaya untuk menguak nilai-nilai filosofis musik hawaian, penulis merujuk dari kajian, Christian Izaac Tamaela, sebagaimana juga dikutip oleh Dewi Tika, yang menyatakan dalam kajian “Contextualization of music and liturgy in Molluccan Church” (ibid. hlm. 10.), bahwa:
Pertama, musik lokal Maluku menggunakan teks dari bahasa atau dialek lokal masyarakat Maluku. Musik lokal Maluku sejatinya bersumber dari teks bahasa atau dialek asli orang Maluku.
Ketika kita mendengar lagu yang kita kenal dengan sebutan lagu Ambon, secara otomatis kita mendengarkan dialek lokal masyarakat Maluku. Dialek lokal ini menjadi identitas yang dinamakan lagu Ambon.
• Mobil Perampok Rp 560 Juta Ditembaki sebelum Terbakar, Video Viral di Medsos
Kedua, sebagaimana juga musik-musik beberapa daerah lain di Indonesia, musik lokal Maluku selalu dihubungkan dengan berbagai ritual budaya, yang mana hal itu juga mengekspresikan kenyataan hidup masyarakat Maluku, seperti ritual ‘pela-gandong’ yang menunjuk pada hubungan persaudaraan semua masyarakat Maluku.