Pendukung Prabowo Demo Bawaslu, Rangkuti: Dua Kubu Panik
Laporan kecurangan Pemilu 2019 oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diwarnai unjuk rasa
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Menurut pengamat politik dari Ray Rangkuti, ada anomali sikap para politikus dalam Pilpres 2019. Saat ini kubu Jokowi-Ma'ruf Amin yang dinyatakan menang versi quick count justru seolah merasa kalah dan bertingkah serba panik. Sementara yang dinyatakan kalah, yaitu Prabowo Sandiaga-Sandiaga Uno, seolah merasa menang dan juga tak kalah panik.
Dari rasa panik yang sama, akhirnya muncul saling lapor. Makin banyak yang ditersangkakan dengan pasal makar. Pasal makar diobral bukan untuk diselesaikan kasusnya, tapi cukup sebagai kerangkeng aktivitas korbannya.
Sementara yang dinyatakan kalah versi hitung cepat, merasa menang dan terus menerus menggunakan jalanan sebagai mekanisme solusi. Padahal, banyak infrastruktur demokrasi untuk menyelesaikan berbagai dugaan kecurangan atau pelanggaran dalam pemilu. Agar politik tak lagi diubah di jalanan, tapi di meja dialog dan peradilan.
Tak ada yang berusaha untuk saling menahan diri. Kubu yang dinyatakan menang bahkan membuat benteng dengan aturan dan kewenangan. Sementara yang dinyatakan kalah sibuk menyerang dengan isu curang sembari tak juga mengungkap kebenaran versi mereka dengan transparan.
Saya kira, suasana ini sebaiknya diakhiri. Harus kembali ditumbuhkan kearifan. Semua kembali ke jalan memperkuat demokrasi. Sama-sama menahan diri hingga perhitungan suara tanggal 22 Mei ditetapkan.
Bagi pihak yang merasa dicurangi, maka melangkahlah ke Bawaslu dan tempuh jalur hukum yang berlaku. Sementara yang merasa menang, seharusnya menggunakan kekuasaan untuk mengayomi, bukan untuk menakut-nakuti.
Jangan mudah mengobral pasal makar. Jauh di atas kalah menang yang diperjuangkan, tujuan kita yang utama adalah membangun keadaban bangsa ini. (Tribun Network/tpc/rin/zal/mal/)