Debat Capres Pamungkas: 10 Masalah Ekonomi Ini Paling Krusial
Pemilu 17 April tinggal menghitung hari. Babak terakhir Debat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Republik Indonesia cukup menentukan
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Dana desa bermasalah
Alokasi Dana Desa terus meningkat dari Rp 20,8 triliun pada 2015 menjadi Rp 70 triliun tahun ini. Proporsi Dana Desa terhadap Transfer ke Daerah juga terus naik dari 3,45% menjadi 8,47%.
Namun, INDEF mencatat, kenaikan dana desa tidak berbanding lurus dengan peningkatan indikator sosial di perdesaan. Buktinya, terjadi tren kenaikan ketimpangan di desa dari 0,316 di September 2016 menjadi 0,324 per Maret 2018, meski mulai turun per Sep'18 menjadi 0,319.
Lebih spesifik lagi, masih ada 10 Provinsi dengan tingkat ketimpangan perdesaan yang lebih tinggi dibandingkan level nasional yaitu Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua, dan Papua Barat.
Inkonsistensi kebijakan subsidi energi
Pada Tahun 2015, subsidi energi dipangkas hingga 65,16% menjadi Rp 119 triliun. Penurunan subsidi energi terus berlanjut pada tahun 2016 dan 2017. Namun pada tahun 2018, subsidi energi kembali melonjak hingga 57%, dan tahun 2019 naik lagi 4,23%.
Agar subsidi energi tidak terus melonjak, INDEF menilai, pemerintah perlu membenahi sasaran penerima subsidi agar lebih tepat, seperti Gas 3 kg, pelanggan listrik golongan 900VA yang mampu.
Selain itu, Nawir menuturkan, komitmen pemerintah menurunkan subsidi energi secara gradual mestinya juga diikuti dengan pembangunan infrastruktur untuk Energi Baru Terbarukan (EBT) demi mencapai target bauran EBT sebesar 23% pada 2025. (Grace Olivia)