Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Debat Capres Pamungkas: 10 Masalah Ekonomi Ini Paling Krusial

Pemilu 17 April tinggal menghitung hari. Babak terakhir Debat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Republik Indonesia cukup menentukan

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Tribunnews
Debat Capres 2019 - Kepercayaan kepada TNI 

Tingkat impor Indonesia masih tinggi. Alasannya, output di sektor pertanian dan peternakan semakin rendah sementara pertumbuhan penduduk, terutama kelas menengah, terus meningkat. Sektor industri juga masih mengandalkan bahan baku impor.

"Kontribusi impor konsumsi juga sudah mencapai 9% dalam tiga tahun terakhir. Ini memperlihatkan bahwa industri dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri diakibatkan dengan semakin bergesemya struktur ekonomi ke arah jasa," ujar Nawir.

Deindustrialisasi terjadi lebih cepat

Ekonom INDEF Andry Satrio Nugroho mencatat, Indonesia mengalami penurunan porsi manufaktur terhadap PDB sebesar 7% dalam sepuluh tahun terakhir. Negara sebaya (peers) di ASEAN, seperti Thailand dan Malaysia tidak lebih dari 4%.

"Deindustrialisasi di Indonesia juga diperparah dengan perubahan pola investasi asing (FDI) yang cenderung berada di sektor tersier (jasa, ekonomi digital) dibandingkan sekunder (industri manufaktur)," ujarnya.

Logistik menghambat tumbuhnya perdagangan

Frekuensi perdagangan di Indonesia masih rendah dibandingkan negara sebaya (peers) ASEAN. Indonesia hanya memiliki rasio nilai perdagangan terhadap PDB sebesar 39,54%, sementara negara ASEAN seperti Malaysia memiliki 135,9% dan Thailand sebesar 121,66%.

Nilai rendah ini salah satunya disebabkan minimnya peran logistik dalam perdagangan. Logistic Performance Index (LPI) 2018 menunjukkan nilai Indonesia sebesar 3,15. Meskipun meningkat dari tahun 2016, namun nilai LPI ini lebih rendah dibandingkan Thailand, Malaysia dan Vietnam.

Revolusi Industri 4.0 hanya euforia dan tidak siap

INDEF memandang, wacana Revolusi Industri 4.0 tidak dilakukan dengan perencanaan matang. Andry menyebutkan dua alasan.

"Pertama, tidak adanya perencanaan yang mendasar mengenai apa yang perlu dikembangkan di sektor prioritas dan tidak ada perencanaan infrastruktur dasar industri 4.0 yaitu Internet of Things (IoT)," katanya.

Kedua, tidak ada perencanaan untuk memitigasi tenaga kerja yang terkena dampak dari pengimplementasian otomatisasi di sektor ini.

Kinerja pajak rendah dan rasio utang meningkat

Meski naik menjadi 11,5% tahun lalu, INDEF mencatat tax ratio Indonesia mengalami tren penurunan selama periode 2012-2017. Pencapaian tax ratio tersebut juga masih jauh dari target dalam RPJMN 2015-2019 sebesar 15,2% pada tahun 2018. Penerimaan pajak yang tidak optimal juga tercermin dari shortfall pajak yang masih terjadi.

Sementara, peningkatan rasio utang terhadap PDB berbanding terbalik dengan tax ratio. Implikasinya beban pembayaran bunga utang terhadap belanja pemerintah pusat semakin tinggi, dari 11% pada 2014 menjadi 17,13% per Februari lalu.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved