Survei Pilpres 2019
Jokowi-Ma'ruf Amin Unggul 21,3 Persen dalam Survei Indo Barometer Pakai Simulasi Surat Suara Lengkap
LEMBAGA survei Indo Barometer merilis hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres pada 6-12 Februari 2019 lalu,yang melibatkan 1.200 responden
Rahasia: 13,7 persen
Gen X (41-52):
Oktober 2018:
Jokowi-Maruf: 51,1 persen
Prabowo-Sandiaga: 34,4 persen
Rahasia: 14,5 persen
Maret 2019:
Jokowi-Maruf: 51,4 persen
Prabowo-Sandiaga: 36,0 persen
Rahasia: 12,6 persen
Baby boomers (53-71)
Oktober 2018:
Jokowi-Maruf: 58,1 persen
Prabowo-Sandiaga: 27,1 persen
Rahasia: 14,8 persen
Maret 2019:
Jokowi-Maruf: 48,9 persen
Prabowo-Sandiaga: 34,6 persen
Rahasia: 16,5 persen
Silent gen (71+)
Oktober 2018:
Jokowi-Maruf: 47,1 persen
Prabowo-Sandiaga: 31,1 persen
Rahasia: 21,8 persen
Maret 2019:
Jokowi-Maruf: 65,4 persen
Prabowo-Sandiaga: 19,2 persen
Rahasia: 15,4 persen. (Taufik Ismail)
Haryadin Mahardika, anggota Litbang Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengatakan, hasil survei terbaru Litbang Kompas sama seperti hasil survei internal BPN pada empat bulan lalu.
Dalam survei terbaru Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi-Maruf Amin hanya berbeda 11,8 persen dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Elektabilitas Jokowi-Maruf Amin berada di angka 49,7 persen, sedangkan Prabowo Subianti-Sandiaga Uno 37,4 persen. Sedangkan 13,4 persen responden menyatakan rahasia.
Menurut Haryadin Mahardika, angka selisih berdasarkan survei internal tersebut kini sudah berubah. Namun, ia enggan membeberkan berapa elektabilitas kedua pasangan calon saat ini.
"Sebenarnya kalau survei dari Kompas itu mungkin kira-kira sama dengan survei kita empat bulan lalu. Hasilnya seperti itu," kata Haryadin Mahardika di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (21/3/2019).
Dari survei yang dilakukan internal BPN, menurutnya ada kecenderungan semakin mendekati pemungutan suara, tren perubahan suara tersebut melambat.
Apabila empat bulan sebelumnya tren kenaikan elektabilitas Prabowo-Sandi dan penurunan elektabilitas Jokowi-Maruf Amin berjalan cepat, satu bulan menjelang pemungutan suara, katanya, perubahan tersebut mulai melambat.
"Sekarang sudah lebih ini, jauh menipis (selisih elektabilitas), meski pergerakan memang lambat. Artinya pertambahan kita enggak secepat dulu, turunnya 01 juga enggak secepat dulu," ungkapnya.
Menurut anggota Dewan Pakar BPN itu, berdasarkan survei internal, perbedaan elektabilitas Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, sangat tipis.
Saking tipisnya, menurut Haryadin Mahardika, elektabilitas keduanya saat ini bisa dikatakan imbang.
"Sudah sangat tipis, sudah hampir dikatakan sebenarnya seri kalau tanding bola. Sudah bisa dikatakan imbang," ujarnya.
Haryadin Mahardika tidak menampik menipisnya elektabilitas kedua paslon, karena faktor suara di Jawa Tengah.
Baca: Video: Persidangan Artis Steve Emmanuel Soal Dakwaan Kepemilikan Kokain
Menurutnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berhasil mengurangi dominasi suara Jokowi-Maruf Amin di Jawa Tengah.
"Iya, sudah jauh dibandingkan 2014, sudah jauh ya kita. Kita bisa katakan kalau dulu 2014 bedanya 6 juta, mungkin sekarang tinggal separuh mungkin bedanya," ulasnya.
Haryadin Mahardika mengatakan, survei internal BPN dilakukan berkala setiap bulan.
Metode dan jumlah responden yang dilibatkan tidak berbeda jauh dengan survei Litbang Kompas dan lembaga survei lainnya.
"Kita ikuti jumlah responden dan metodologinya, tidak jauh berbeda. Dan yang pasti, hasil survei internal lah yang menjadi pegangan kita. Dengan hasil yang ada saat ini, kami sangat optimis memenangkan Pilpres," paparnya.
Tautan: http://wartakota.tribunnews.com/2019/03/21/survei-indo-barometer-pakai-simulasi-surat-suara-lengkap-jokowi-maruf-amin-unggul-213-persen?page=all.