Pilpres 2019
Gerindra Sulut Yakin Pemilih Mengambang dan Milenial Pilih Prabowo
Kata Suawa, Prabowo juga bakal menarik hati para pemilih milenial karena apa yang disampaikan mudah dicerna dan diingat masyarakat.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado Arthur Rompis
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kubu calon Presiden 02 Prabowo - Sandiaga
Sulut hakul yakin banyak pemilih mengambang (swing voters) akan menjatuhkan pilihan pada Prabowo pascadebat pertama.
"Yang disampaikan Prabowo sangat membumi," kata Sekretaris DPD Gerindra Sulut Melky Suawa kepada Tribunmanado.co.id, Minggu (20/1/2019) malam.
Dikatakan Suawa, apa yang disampaikan Prabowo jelas dan terukur.
Hal hal tersebut memberi arah bagi pemilih yang belum menjatuhkan pilihannya.
Baca: Prabowo Dinilai Lebih Santai Daripada Jokowi Yang Emosional Saat Debat Pilpres Perdana
Baca: Debat Capres, Pengamat: Jokowi seperti Pendatang Baru dan Emosional, Prabowo Lebih Enjoy
"Apa yang disampaikan tidak mengambang," beber dia.
Ungkap dia, Prabowo juga bakal menarik hati para pemilih milenial karena apa yang disampaikan mudah dicerna dan diingat masyarakat.
"Ada figur Sandiaga Uno, pastinya akan menarik generasi muda dan emak-emak," beber dia.
Pengamat: Tak Pengaruhi Pemilih
Pengamat politik Ferry Liando menganalisa ada tiga hal yang menjadi catatan evaluasi di debat pertama yakni mekanisme debat, gestur pasangan calon dan materi.
"Mekanisme sepertinya tidak optimal terutama soal waktu paslon menanggapi pertanyaan. Ada pertanyaan yang merujuk pada kasus-kasus tertentu, namun waktu yang tersedia hanya dua menit," ujarnya.
Menyangkut gesture, baik Jokowi dan Prabowo sepertinya tampil bukan sepertinya biasanya.
Baca: Media Asing: Mungkin Ini Kesempatan Terakhir Prabowo
Baca: Timses Jokowi: Prabowo Blunder karena Pernyataan ‘Korupsinya Tak Seberapa’
Jokowi berbicara dengan intonasi sedikit meninggi sementara Prabowo kelihatan lebih tenang.
Terkait dengan materi, kedua paslon tidak memanfaatkan tiga menit pertama untuk menjawab permintaan moderator tentang visi dan misi.
"Pak Jokowi tidak fokus pada tema yakni korupsi, HAM, teroris dan hukum. Hal yang sama terjadi ketika Jokowi bertanya. Pertanyaan bukan soal tema tapi soal pemberdayaan perempuan," katanya.
Sedangkan Prabowo ketika di tiga menit pertama tidak menyampaikan visi misi tetapi strategi. Jawaban-jawaban yang disajikan paslon tidak ada yang berbeda tapi mirip.
Baca: Mantan Komisioner Ungkap Sandiaga Uno Bawa Catatan Sebesar Diktat Saat Debat
Baca: Debat Pilpres 2019: 2 Kali Bawa Nama Partai Gerindra, Ferdinand: Jokowi Kehilangan 2 Poin
"Hanya kata-katanya berbeda, tapi strategi atau apa yang hendak mau dicapai, keduanya mirip. Sehinga membingungkan pemilih untuk melihat dari mana pembeda dari keduanya," ujarnya.
Isu-isu pokok belum banyak terangkat baik pertanyaan dari panelis maupun tanggapan calon. Mantan narapidana masih bisa dipilih jadi caleg dan kepala daerah tidak diperdebatkan.
"Koruptor yang merajalela tidak melahirkan strategi baru dalam perdebatan. Tidak ada janji bagaimana menuntaskan masalah HAM di masa lalu. Tidak ada janji soal masalah penyidik KPK Novel Bawesdan," ujarnya kepada Tribunmanado.co.id.
Apa yang telah menjadi kebijakan selama ini, itu juga yang masih disebut.
Baca: Debat Capres, Steven Kandouw: Jokowi-Ma’ruf Menang 2-0
Baca: Debat Pilpres 2019: 2 Kali Bawa Nama Partai Gerindra, Ferdinand: Jokowi Kehilangan 2 Poin
Tidak ada inovasi baru yang dikemukakan oleh kedua paslon. Prabowo tidak memanfaatkan posisinya sebagai penantang.
"Sebab melawan calon incumbet harusnya Prabowo mengeksplorasi isu-isu pemerintahan di masa Jokowi. Apa yang belum dilakukan pemerintahan sebelumnya," katanya.
Prabowo-Sandi menawarkan konsep pencegahan, tapi pencegahan itu sudah dilakukan pemerintah sebelumnya.
Evaluasi atas jawaban keduanya adalah cenderung abstrak dan normatif belum dalam tataran operasional.
Baca: Boy William Sebut Presiden di AS Bayar Makan Sendiri, Ini Jawaban Jokowi Soal Makanannya
Baca: Ahok Dikabarkan Akan Nikahi Bripda Puput Nastiti Devi, Ini Daftar Syarat Wajib Mereka Penuhi
Baca: Penyebar Hoax Ijazah Presiden Jokowi Akhirnya Ditangkap Polri, Ini Identitasnya
"Perdebatan seperti hanya diskusi biasa. Yang satu menjawab yang lain menambahkan, bukan membantah atau meluruskan. Perdebatan malam ini Jauh dari ekspektasi publik. Ini akibat dari bocornya kisi-kisi soal. Karena pertanyaannya sama, maka jawaban pun sama. Jadi tidak menarik," terangnya.
“Tak sekadar seperi latihan berpidato. Materinya disajikan terkesan sudah dihafal dan jawabnya datar. Sehingga debat malam saya pesimis dapat memengaruhi pemilih. Hal yang perlu dievaluasi di debat kedua.”
"Sebaiknya kisi-kisi pertanyaan jangan dibocorkan ke calon, supaya ketika tampil didebat tidak seperi sedang menghafal. Sebaiknya panelis berinteraksi langsung dengan calon. Harus ada debat antara panelis dengan calon," ujarnya. (*)