Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Prabowo Mirip Bung Karno saat Berpidato: Begini Tanggapan PDIP

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memuji Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto yang digelar di JCC, Senayan,

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Capture video live streaming Tv One
Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto 

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto tidak menghadirkan solusi. Prabowo dalam pidatonya hanya mengatakan bahwa Indonesia seolah-olah sedang dalam keadaan krisis.

"Bahwa kita hadapi masalah tentu harus ada solusinya, solusinya itu adalah misalnya ada masalah soal lapangan kerja, solusinya apa, itu yang tak ditampilkan sama sekali," ujar Ace.

Politikus partai Golkar itu mengatakan Prabowo hanya memaparkan sejumlah permasalahan berdasarkan identifikasinya sendiri. Hanya saja Prabowo tidak menawarkan konsep solusi yang akan dijalankannya nanti.

"Tawaran konseptual terhadap persoalan yang disampaikan pada awal-awal tidak dijelaskan kecuali hanya program-program yang bersifat klise dan itu sesungguhnya sedang dilakukan pak Jokowi selama ini," katanya.

Selain itu Ace mengatakan sejumlah BUMN yang menurut Prabowo bangkrut dan terancam bangkrut juga tidak tepat. Baik Pertamina, Krakatau Steel, Garuda, hingga PLN berada dalam kondisi sehat. Bahkan menurut Ace di era Jokowi, BUMN menjadi salah satu pilar pembangunan.

"Jadi apa yang disampaikan pak Prabowo dalam pidatonya tak menampilkan sesuatu yang baru, terkesan ingin mendramatisasi situasi padahal yang sesungguhnya kondisinya biasa-biasa saja bahkan sudah dilakukan pemerintahan Jokowi," pungkasnya.

Staf Khusus Presiden Ahmad Erani Yustika tidak setuju dengan pernyataan calon presiden Prabowo Subianto yang menyebut BUMN terus merugi dan akan bangkrut satu per satu. Menurut dia, pemerintah saat ini sangat fokus dalam mengelola perusahaan pelat merah agar peranannya bisa menggenjot perekonomian.

"Peranan BUMN dapat terlihat dari beberapa hal, seperti penyerapan tenaga kerja dan penerimaan negara (deviden). Lebih dari itu, peranan BUMN diarahkan untuk pelayanan publik (public service obligation)," ujar Erani.

Erani memaparkan, kinerja BUMN sepanjang 2018 semakin membaik. Tercatat, asetnya melonjak dari Rp 4.577 triliun menjadi Rp 7.817 triliun dan labanya naik dari Rp 148 triliun menjadi Rp 218 triliun.

"Pajak dan deviden BUMN naik dari Rp 218 triliun menjadi Rp 260 triliun pada 2018," ucapnya.

Sementara untuk kinerja keuangan Garuda Indonesia, kata Erani, terlihat membaik, dimana sepanjang Januari-September 2018 pendapatan usaha naik 3,5 persen (yoy) menjadi 3,21 miliar dolar AS.

"Garuda Indonesia Group juga mengelola Sriwijaya Air melalui kerjasama operasional (KSO) bersama Sriwijaya Air Group. Hal ini menunjukkan bahwa Garuda Indonesia tetap menjadi yang terbaik dan terpercaya, berbagai penghargaan di level nasional dan internasional pun diperoleh Garuda Indonesia," paparnya.

Untuk kondisi PLN, Erani menjelaskan, berdasarkan data sepanjang Januari-Juni 2018 pendapatan usaha naik 7,43 persen (yoy) dan laba sebelum pajak mencapai Rp1,83 triliun. "Faktor lain yang harus diperhatikan dalam adalah bagaimana peranan BUMN yang semakin meningkat," kata Erani.

Peranan BUMN yang semakin meningkat, ditunjukkan dengan menciptakan keadilan ekonomi dapat diwujudkan kepada seluruh masyarakat.

"Pemerintah menjamin tercapainya BBM Satu Harga di seluruh Indonesia, Pertamina terus melanjutkan program tersebut ke 124 titik wilayah 3T di Indonesia. Lalu, PLN telah mampu meningkatkan rasio elektrifikasi hingga mencapai 98,3 persen sampai akhir 2018," ujar Erani. (Tribun Network/fik/sen/zal/wly)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved