Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

8 Terpopuler di Sulut 2018 yang Berkaitan dengan Orang Gila: dari Nyoblos hingga Telanjang di Kombos

8 peristiwa yang jadi populer di Sulut pada 2018 yang berkaitan dengan orang gila: dari nyoblos hingga telanjang di Kombos.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO/ARTHUR ROMPIS
Pria telanjang hebohkan Warga, ditegur malah pamer kemaluan, diduga tak waras 

2. Ada 93 Orang Teridentifikasi Gangguan Jiwa di Minut

Ada 93 orang gangguan jiwa yang teridentifikasi di Minahasa Utara (Minut).

Menurut Dr. Kosmas R. Rarun, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) serta Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan Minahasa Utara, mereka tersebar di berbagai daerah.

Baca: Sebelum Digugat Cerai Gisel, Feni Rose Sempat Khawatirkan Kedekatan Gading Marten dengan Wanita Ini

Dia adalah dr. Ireine Roosdy, M.Kes.SpKJ. 

"Poliklinik kesehatan jiwa sudah ada tapi sementara aktivasi dengan sistem rujukan BPJS. Ruang rawat inap sementara pengembangan. RS MWM menjadi satu2nya RS Rujukan di daerah selain RSUP, "katanya.

Baca: Orang Gila Bisa Memilih di Pemilu 2019, Ferry Liando Ungkap Pertentangan Asas Pemilu

Berikut Laporan Semester 1 2018 Minut:

Orang Gangguan Jiwa dengan diagnosa Skizoprenia dan Gangguan Psikotik kronik lainnya =

PKM Wori 18
PKM Batu 3
PKM Tatelu 18
PKM Kolongan 10
PKM Airmadidi 22
PKM Kauditan 20
PKM Talawaan-Kema-Tinongko Nihil.

3. Orang Gila Bisa Memilih di Pemilu 2019, Ferry Liando Ungkap Pertentangan Asas Pemilu

Orang dengan gangguan jiwa akan difasilitasi menyalurkan hak suara di Pemilu 2019.

Ferry Liando, Pengamat Politik Sulut menilai keputusan itu, membuat pertentangan dari dua asas pemilu.

Satu asas pemilu yakni demokratis.

Demokrasi adalah jaminan memilih bagi seluruh warga negara yang telah berhak memilih.

"Orang gila itu adalah bagian dari warga negara yang oleh UU tidak dicabut hak-hal politiknya," ujar Ferry kepada tribunmanado.co.id, Kamis (22/11/2018).

Di satu sisi jika orang gila diberikan kesempatan untuk memilih maka akan mengabaikan asas pemilu lainnya.

"Satu asas pemilu lainya adalah bebas. Orang gila itu tidak mungkin akan bebas dalam memilih. Orang gila tidak tahu bagaimana cara untuk memilih. Sehingga dipastikan soal siapa pilihannya akan sangat kuat dipengaruhi oleh siapa pihak yang menuntunnya dalam memilih," kata Ferry.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved