Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Perempuan Internasional: 'I’m Single and I’m Happy', Menikah Bukan Lagi Hal yang Tabu!

Bahkan ia tampak lebih modis dibandingkan belasan tahun lalu saat mereka lulus kuliah....

Editor:
SHUTTERSTOCK
Perempuan berbisnis. 

Ayahnya meninggal hanya berselang empat tahun setelah ibunya wafat. 

Tak mau bergantung pada warisan, Ati pun mulai bekerja. Kariernya dimulai dari koperasi wanita di Jakarta. 

Tapaknya kemudian berlanjut pada sebuah badan nasional yang juga berkaitan dengan koperasi. 

Di sini Ati mendapat banyak kesempatan untuk mendapatkan pelatihan di luar negeri seperti Jepang dan Jerman. Ia merasa ia harus mengejar ketinggalan selama delapan tahun terkungkung dan terbatasi pernikahan.

“Semua teman-temanku berkarier selepas lulus kuliah. Aku merasa harus mengejar ketertinggalanku,” katanya. 

Karier Ati terus menanjak. Ia berpindah-pindah tempat kerja, menjadi konsultan untuk berbagai proyek ekonomi kecil dan menengah, ia juga bekerja sebagai Program Manager pada salah satu lembaga donor asing yang bergerak di negara-negara berkembang seperti Indonesia. 

Agar pekerjaannya semakin berkualitas, Ati pun mengambil kuliah Magister Manajemen di salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka. 

Selama lima belas tahun hidup sendiri, Ati telah merancang kehidupan hari tua yang sempurna. 

Berbekal warisan orangtua dan sedikit tabungan ia telah mendirikan Sekolah Tinggi Ekonomi di Sukabumi, Jawa Barat, bersama kawan-kawan masa kecilnya. 
Setelah memasuki masa pensiun ia berencana mengajar di sekolah itu. 

Dalam rentang waktu ini pun, Ati sudah menjalani umroh dan naik haji. Ia merasa hidupnya right on track. 

“Orang sering menyangka aku ini jauh lebih muda dari umurku yang sebenarnya. Bagaimanapun itu suatu pencapaian, ‘kan? “ kata perempuan berkulit kuning langsat ini sambil tersenyum. (intisari)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved