Hari Perempuan Internasional: 'I’m Single and I’m Happy', Menikah Bukan Lagi Hal yang Tabu!
Bahkan ia tampak lebih modis dibandingkan belasan tahun lalu saat mereka lulus kuliah....
Selain mempunyai rumah yang luas, seiring waktu mimpi Veronica pun bertambah.
Perempuan yang sejak mahasiswa sudah menjadi aktivis sosial ini mengatakan ingin juga membaktikan hidupnya bagi dunia pendidikan dan kemanusiaan.
Ia membayangkan, di rumahnya kelak akan banyak anak yang berkunjung dan belajar. Ia ingin membuat komunitas pendidikan alternatif di sana.
Ia berharap, komunitas itu dapat mencetak orang yang percaya diri.
“Aku ingin orang dapat membuat pilihan bebas atas dirinya dengan bekal pengetahuan yang cukup,” tandas Veronica.
Manusia bebas yang dia kehendaki adalah sebebas dirinya terhadap pilihan-pilihan hidup saat ini.
Lepas dari kungkungan perkawinan
Berbeda dengan Veronica, Yoshiko Hikariati (46) melihat kehidupan menyendiri melahirkan satu bentuk keikhlasan yang tak pernah ia dapatkan saat menikah 23 tahun lalu.
Bercerai setelah delapan tahun menjalani pernikahan, perempuan yang akrab dipanggil Ati ini menjalani 15 tahun kehidupan single-nya dengan rasa syukur.
Ati besar dalam keluarga Jawa aristokrat yang jarang memberinya kesempatan untuk mengambil keputusan. Apalagi ia anak tunggal. Orangtua mengatur setiap langkahnya.
Ketika menikah, ia mendapat suami yang juga dominan. Hampir semua aspek kehidupan Ati diatur.
“Bahkan model rambutku, baju apa yang aku pakai, itu suami yang menentukan,” kenangnya.
Suami melarang Ati bekerja. Lulusan Institut Pertanian Bogor ini pun memendam segala potensi dirinya di balik dinding rumah, menjadi ibu rumah tangga biasa kendati tak segera dikaruniai keturunan.
Setelah ibunya meninggal, perbedaan semakin terasa pada pasangan yang tak juga memiliki anak itu. Belakangan sang suami mengajukan cerai. Ati pun menerima dengan rela.
"Pernikahan itu seperti meja dengan dua kaki. Kalau satu sudah patah tidak bisa dipaksakan untuk berdiri,” kata Yoshiko Hikariati.
Ati yang selama hidupnya ditimang dalam pengasuhan orangtua dan perlindungan suami, tiba-tiba harus menjalani segala sesuatunya sendiri.