Berita Eksklusif
Nelayan Itu Miskin? Eiits, Nelayan di Bitung Sulut Kini Mampu Beli Mobil Lho
Pendapatannya kini berkisar Rp 1 juta perhari. Jika dihitung, seminggu pendapatannya melaut lebih besar dari gaji ASN eselon 2.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Fransiska_Noel
Sedangkan sistem pembagian hasil atau pengajian bagi Anak Buah Kapal (ABK), dilakukan sebulan sekali. Uang haasil penjualan dikumpul dipotong dan disalurkan.
Pemotongan ini meliputi uang minyak, es batu sebagai alat pengawet, makan, obat, perbaikan fisik kapal, dan sebagaianya.
"Kalau hasilnya Rp 10 juta dipotong sepuluh persen. Kemudian dilakukan sistem bagi tiga. Untuk ABK, penjaga rumpon, dan pengemudi kapal, sama rata Rp 3 juta,"kata Unu menjelaskan.
Pria yang telah sukses membeli dua buah rumah, kebun cengkih, dan kapling rumah mengaku ada saat ini beralih ke kebun.
"Kalau tidak ada ikan saya dan 20 orang ABK berkebun,"kata pengusaha yang sebelumnya adalah nelayan biasa.
Seperti yang dikatakan oleh Awan Musa (42) pengumpul ikan (tibo-tibo) asal Bolsel. Kata dia banyak nelayan yang sukses menjadi pengusaha ikan.
Modalnya hanya berupa perahu sedang (pelang), pukat, mesin ketinting, dan pengetahuan tentang laut.
"Dulu beliau (Unu Gonibala) membawa ikan pakai tas plastik, tapi sekarang sudah bisa membeli kapal,"kata Musa memuji.
Menurut dia saat ini mereka telah memiliki harga standar pemasaran ikan. Seperti ikan jenis malalugis, satu kas Rp 2 juta.
Kemudian dasar harga tersebut telah digunakan oleh seluruh nelayan se -Bolsel, yang hasilnya tergantung pada jumlah ikan dan cuaca.
"Setahun nelayan biasa yang menggunakan perahu bermesin tempel meraup uang sebanyak Rp 100 sampai Rp 150 juta," ujar Musa.(art/lix)
