Berita Eksklusif
Nelayan Itu Miskin? Eiits, Nelayan di Bitung Sulut Kini Mampu Beli Mobil Lho
Pendapatannya kini berkisar Rp 1 juta perhari. Jika dihitung, seminggu pendapatannya melaut lebih besar dari gaji ASN eselon 2.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Fransiska_Noel
"Jika ponton kembali dipasang maka itu alamat buruk bagi nelayan," kata dia.
Untungkan Nelayan
Kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menguntungkan nelayan kecil, termasuk yang di Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel). Hal ini diutarakan Ardi Pakai (41), nelayan asal Desa Sondana, yang diwawancarai saat sedang menjahit jaring (pukat).
"Kalau dulu ikan banyak tapi tidak berharga,"kata Ardi, Rabu (22/2) ditepi Pantai Sondana.
Nelayan yang sehari-hari bekerja sebagai penangkap ikan teri ini mengaku penghasilannya sesuai tangkapan ikan yang diperolehnya. Jika lagi musim maka mereka bisa mendapatkan uang sampai puluhan juta rupiah.
"Satu kali tangkap biasanya 16 box. Satu box ukuran 2 x 1 meter dihargai Rp 2 sampai 3 juta,"kata Ardi meyakinkan.
Ardi menuturkan aturan Menteri Susi tidak menyulitkan mereka, justru sangat berpihak kepada nelayan.
Apalagi setelah 20 tahun melaut, baru dua tahun ini merasakan dampak baik pertumbuhan ekonomi keluarga.
"Kalau dulu ada kapal ikan dari Korea, biasanya hasil tangkapan dijual murah kepada mereka. Tapi saat ini tidak lagi,"ujar Ardi.
Serupa diungkapkan oleh pengusaha dan pemilik kapal ikan (Pajeko), Unu Gonibala (40).
Unu membeberkan dulu ikan dihargai murah. Jika hasil tangkapan terlalu banyak sebagian besar dibuang atau dijadikan makanan ternak.
Hal ini terjadi, karena tangkapan banyak, sehingga harga ikan turun. Apalagi hasilnya hanya dihargai pembeli dengan harga murah.
"Kesulitannya paling terasa pada tahun 80-an sampai 2002 silam,"kata Unu menceritakan.
Pria asal Sondana ini mengatakan, jika lagi musim ikan, sehari hasil jualan sampai 100 jutaan. Sebab satu bak mobil dihargai Rp 25 juta."Biasanya sampai tujuh bak mobil,"kata Unu meyakinkan.
Kata dia biasanya konsumen datang dari daerah Gorontalo, Kota Kotamobagu dan Kota Manado. Sebagian besar pelanggan tetap, yang datang tiga hari sekali atau sebulan sekali.
