Berita Eksklusif
Nelayan Itu Miskin? Eiits, Nelayan di Bitung Sulut Kini Mampu Beli Mobil Lho
Pendapatannya kini berkisar Rp 1 juta perhari. Jika dihitung, seminggu pendapatannya melaut lebih besar dari gaji ASN eselon 2.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Fransiska_Noel
Laporan Tim Jurnalis Tribun Manado
TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Belasan tahun menjalani profesi nelayan, baru kali ini Nasir, nelayan di Kelurahan Batu Putih, Kecamatan Ranowulu, Bitung merasakan nikmatnya hasil tangkapan ikan yang diapresiasi dengan harga baik di pasaran.
Pendapatannya kini berkisar Rp 1 juta perhari. Jika dihitung, seminggu pendapatannya melaut lebih besar dari gaji ASN eselon 2.
"Potong uang operasional, untung bersih saya sekitar 800 ribu per hari," kata dia.
Kehidupan ekonominya meningkat pesat. Ia bisa mengembangkan usaha nelayannya, menciptakan usaha sampingan serta hal yang tidak pernah terpikir olehnya yakni menabung untuk biaya sekolah anaknya.
Sembari itu, dia bisa melawan stigma yang melekat bahwa nelayan identik dengan kemiskinan. "Kini saya bangga jadi nelayan," kata dia.
Nasib Nasir dan para nelayan kecil di Kota Bitung berubah 180 derajat begitu Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti mengeluarkan kebijakan pelarangan transhipment serta penangkapan ikan oleh kapal eks asing beberapa waktu lalu.
Kebijakan itu membuat kapal-kapal asing tidak bisa lagi memasang ponton -ponton di lautan untuk memerangkap ikan.
Hingga ikan -ikan pun bisa mencapai pesisir pantai dan para nelayan kecil bisa menangkapnya meski dengan perahu kecil serta peralatan seadanya.
Muksin Jurumudi, Ketua Kelompok Nelayan Ambar Laut Girian Bawah Bitung membeber, tahun 2016, terutama di tiga bulan pertama, merupakan tahun penuh berkat bagi nelayan kecil di wilayahnya.
Banyak yang menjadi kaya mendadak."Ada yang beli mobil, motor serta rumah," kata dia. Dikatakan Muksin, sejumlah nelayan kecil berhasil mewujudkan mimpi memiliki perahu sendiri.Bahkan ada yang bisa membeli hingga 3 perahu sekaligus."Saya salah satunya bisa juga beli perahu lampu," kata dia.
Saking banyaknya uang di dompet nelayan, sehari bisa sejuta, membuat para nelayan agak boros. Sebut dia, satu saja tali soma putus maka langsung diganti."Padahal soma itu mahal harganya," ujar dia.
Haryanto, nelayan kecil lainnya mengaku kini menikmati masa indah sebagai nelayan setelah sebelumnya hidup susah sebagai ABK kapal asing.
Dikatakan Haryanto, selama jadi ABK, ia bekerja sangat keras, namun hanya digaji UMP.
"Setelah jadi nelayan, pendapatan saya dua kali lipat, bekerja santai serta yang utama bisa ketemu istri dan anak, dulunya ketemu enam bulan sekali," ujar dia.
