Renungan Minggu: Remehkan Hak Kesulungan
Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" (Ayat 32)
Penulis: | Editor: Fransiska_Noel
Esau tidak mengerti bahwa hak kesulungan merupakan janji Tuhan kepada seseorang. Orang yang meremehkan hak kesulungan telah meremehkan janji Tuhan.
Akhirnya, Yakublah yang berhak menerima berkat-berkat dari Tuhan, bukan karena ia lebih baik atau lebih istimewa dari Esau, tetapi karena Tuhan berkenan kepada orang yang sangat menghargai janji-janji-Nya.
Setelah Yakub menerima hak kesulungan itu terbukti hidupnya benar-benar mengalami berkat Tuhan.
Sesungguhnya semua peristiwa yang terjadi antara Esau dan Yakub bukanlah sebuah kebetulan, karena sebelum kedua anak itu lahir Tuhan sudah berfirman kepada Ribka (ibunya).
"Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda" (Kejadian 25:23).
Ketidaksabaran menanti janji Tuhan seringkali menjadi penyebab kegagalan mengalami penggenapan janji Tuhan.
Ketidaksabaran membuat orang berusaha mencari jalan keluar secara pintas seperti yang dilakukan Esau, hanya melihat dan mementingkan kenikmatan sesaat tanpa berpikir panjang.
Banyak orang Kristen rela menukarkan keselamatan demi mengejar kenikmatan duniawi yang fana, seperti yang Esau lakukan. Penyesalan selalu datang terlambat, sayang sekali tak mampu mengubah keadaan.
"Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku.' Lalu katanya: 'Apakah bapa tidak mempunyai berkat lain bagiku?" (Kejadian 27:36). Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.Amin.(*)