Pemilu 2019
KPU Bakal Umumkan Caleg Eks Koruptor, Ferry Liando: Harus Didukung
Sebagian pemilih cenderung pada sifat pragmatis dan emosional. Pemilih pragmatis akan memilih karena telah mendapatkan uang dari calon.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado Riyo Noor
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - KPU RI berencana mengumumkan nama-nama calong anggota legislatif mantan terpidana korupsi di sejumlah platform media.
Pengamat politik Sulawesi Utara Ferry Daud Liando mengatakan, wacana itu harus dihargai.
Ia beralasan, regulasi kepemiluan belum bisa menjamin akan terpilihnya caleg bersih.
"Buktinya masih diizinkannya mereka yang pernah bermasalah hukum di masa lalu sebagai caleg," kata dia kepada Tribunmanado.co.id, Senin (28/1/2019).
Baca: KPU Akan Umumkan Caleg Eks Koruptor, Sekjen Gerindra: Jangan hanya Mantan Koruptor Saja
Ia menjelaskan, UU tidak mempertimbangkan perbuatannya itu sebagai kegagalan menjalankan amanah sehingga membahayakan jabatan untuk menguntungkan diri sendiri.
Oleh karena itu, diperlukan upaya bagaimana membatasi caleg mantan narapidana untuk tidak bisa dipilih lagi.
"Saya harap wacana ini perlu didukung oleh siapapun termasuk pemilih. Selain membatasi ruang gerak para mantan koruptor, wacana ini juga diharapkan melahirkan efek jera agar yang lain tidak melakukan perbuatan serupa," ujar akademisi Unsrat.
Menurut dia, upaya positif yang dilakukan KPU agar pemilu kita menghasilkan produk politik yang berkualitas, bersih dan berwibawa.
Baca: KPU Bakal Umumkan Caleg Eks Koruptor, Caleg Demokrat: Saya Rileks Kok Sekarang
Ferry mengatakan, tantangannya adalah tidak semua pemilih akan bersikap sama dengan keinginan KPU.
Sebagian pemilih cenderung pada sifat pragmatis dan emosional. Pemilih pragmatis akan memilih karena telah mendapatkan uang dari calon.
Sementara pemilih emosional atau pemilih sosiologis cenderung memilih calon karena kesamaan suku, kesamaan agama atau kerabat dekat.
BERITA POPULER:
Baca: Rocky Gerung Blak-blakan Cuma Kritik Jokowi, Alasannya Ingin Prabowo Subianto Sukses di Pilpres 2019
Baca: Bos Sinar Mas Group Eka Tjipta Widjaja Meninggal, Ini Daftar Pewaris Kekayaan Senilai Rp 205 Triliun
Baca: Fifi Lety Kecewa dengan Ahok, Bongkar Rahasia Perceraian BTP & Veronica Tan, Saya Lakukan Kesalahan!
Pemilih semacam ini tidak peduli dengan kelakuan buruk calon, tidak peduli dengan kualitas calon, tapi pemilih tetap memilih karena kedekatan hubungan emosional.
Wacana KPU itu hanya akan berpengaruh pada sebagian pemilih rasional namun jenis pemilih ini populasinya sangat terebatas.
"KPU sudah menjalankan proses pendidikan politik yang benar bahwa pemilu itu bukan hanya sekadar orang memilih tetapi juga terpilihnya orang-orang yang baik dan bersih menjadi pelaku demokrasi," ungkap dia. (*)