Bahasa Ponosakan
Kisah para Penutur Bahasa Ponosakan, Tinggal Tiga Orang, Abdul Kohar: Hilang Bahasa, 1 Etnis Lenyap
Bahasa Ponosakan yang merupakan cabang bahasa Mongondow termasuk bahasa yang nyaris punah di Sulawesi Utara. Saat ini penuturnya tinggal tiga orang.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
Ia mengajarkan bahasa itu pada anak angkatnya yang berusia 8 tahun.
"Namanya Reinhard, dan dia sudah mulai mahir berbahasa Ponosakan," katanya.
Harapannya Reinhard akan jadi generasi Alpha yang bakal kembali mengangkat Bahasa Ponosakan.
Lain lagi pengalaman Hadijah.
Ia mengaku mahir berbahasa itu lantaran orang tuanya dalam keseharian bicara menggunakan
bahasa tersebut.
"Orang tua bicara pakai bahasa itu, hingga saya jadi tahu," katanya.
Namun Bahasa Ponosakan terhenti hanya pada Hadijah.
Anak anaknya tak lagi tahu bahasa tersebut.
Menurut Hadijah, hal itu karena pengaruh suasana dimana modernisasi mengikis kebudayaan.
"Bahasa itu tak lagi digunakan dalam percakapan hingga hilang dengan sendirinya," katanya.
Ia masih punya ada agar bahasa itu bangkit.
Harapannya peluncuran Kamus bahasa Indonesia Ponosakan dapat membuat bahasa itu booming di kalangan generasi muda.
Sementara Abdul Kohar Sampage menuturkan saat ini penutur bahasa Ponosakan di Kabupaten Mitra, Provinsi Sulut, hampir punah.
"Sedih sekali," kata dia kepada Tribun Manado Sabtu (15/11/2025) di Grand Kawanua Novotel di Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Kairagi, kota Manado, Provinsi Sulut.
Abdul menyebut, kehilangan bahasa berarti satu etnis lenyap.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/PENUTUR-PONOSAKAN-Tiga-orang-penutur-bahasa-Ponosakan679890.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.