Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Demo Sopir Dump Truck

Pengakuan Sopir Truk kepada Gubernur Sulut YSK, Mengeluh dan Ungkap yang Mereka Tahu, Siapa Terlibat

10 perwakilan sopir bertemu dengan Gubernur Sulut Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling (YSK), SE.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Handhika Dawangi
Kolase/Tribun Manado
UNJUK RASA - Aliansi Sopir Dump Truk (AS-DT) Sulut menggelar unjuk rasa di Kantor DPRD Sulawesi Utara, Kairagi Weru, Mapanget, Manado, Senin (29/9/2025) siang. Mereka juga bertemu dengan Gubernur Sulut YSK. 

MANADO, TRIBUN - Disebut ada oknum aparat kepolisian yang terlibat dalam jaringan mafia solar ilegal di wilayah Sulawesi Utara (Sulut). 

Pernyataan itu disampaikan salah satu perwakilan sopir dump truck kepada Gubernur Sulut Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling (YSK), SE. Ada 10 sopir yang hadir pada pertemuan tersebut. 

Mafia adalah perkumpulan rahasia yang bergerak di bidang kejahatan (kriminal). Solar adalah bahan bakar minyak untuk mesin diesel. Mafia solar sering dikaitkan dengan praktik penyelewengan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, terutama solar

(baca selengkapnya di akhir artikel)

4 Tahun Antrean Solar Tanpa Solusi

KURANG lebih empat tahun antrean solar di semua SPBU Sulawesi Utara tanpa solusi. Selama itu pula para sopir bus dan truk kesulitan. Mereka antre berjam-jam, bahkan saat malam ketika SPBU berhenti beroperasi.

Jenuh dan kecewa dengan kondisi itu, para sopir yang tergabung dalam Aliansi Sopir Dump Truk (AS-DT) Sulut menggelar unjuk rasa di Kantor DPRD Sulawesi Utara, Kairagi Weru, Mapanget, Manado, Senin (29/9/2025) siang. 

Ratusan mobil dumptruck terparkir di depan Kantor DPRD membuat arus lalu lintas Jalan Raya Manado-Bitung macet.

Mereka membentangkan karton warna putih dan baliho bertuliskan tuntutan mereka. Satu di antara aspirasi beruliskan 'Bapak Presiden Prabowo Subianto Tolong Lia Akang Ngana pe Kampung Halaman. Solar so Jadi Barang Langka'. 

Ada juga tuntutan yang di tulis di karton putih 'Pak Kapolda Sulut Jangan Tajam ke Atas Tumpul ke Bawah', 

Salah seorang pendemo mengungkapkan, sering antre solar membuat rumah tangganya terancam. 

"Karena antre deng jam-jam, bahkan tidak pulang semalam bini pe kira torang ini so bahugel. Dorang so curiga, padahal kasiang ada mancari, " kata seorang pendemo. 

Jonathan, sopir lainnya, mengaku selalu antre berjam-jam di SPBU. "Saya antre di SPBU Kairagi dari jam 6 pagi. Nanti menunggu enam jam baru dapat," keluh dia.

Menurut warga Desa Watutumou 2, Kalawat, Minahasa Utara, ini kondisi itu sudah menjadi makanan sehari-hari.

William Luntungan, Kordinator Aksi mengungkapkan, mereka kembali berdemo karena solar subsidi akhir-akhir ini semakin  sulit. "Antrean di mana-mana. Sopir-sopir tidak ada penghasilan karena sebagian besar gajinya harian," kata Will, aktivis asal Minahasa Utara. 

Will mengungkapkan, ini kesekian kali mereka berkeluh kesah ke DPRD. Tahun lalu, dua kali para sopir RDP dengan Komisi II DPRD Sulut

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved