Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Demo Sopir Dump Truck

Pengakuan Sopir Truk kepada Gubernur Sulut YSK, Mengeluh dan Ungkap yang Mereka Tahu, Siapa Terlibat

10 perwakilan sopir bertemu dengan Gubernur Sulut Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling (YSK), SE.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Handhika Dawangi
Kolase/Tribun Manado
UNJUK RASA - Aliansi Sopir Dump Truk (AS-DT) Sulut menggelar unjuk rasa di Kantor DPRD Sulawesi Utara, Kairagi Weru, Mapanget, Manado, Senin (29/9/2025) siang. Mereka juga bertemu dengan Gubernur Sulut YSK. 

"Pertama di awal tahun dengan Ibu Sandra (Rondonuwu) dan kedua akhir tahun dengan Jeane, Komisi II tapi hasilnya tetap sama," ujarnya. 

Jauh sebelumnya, pada 2021 ada kesepakatan rekomendasi RDP Komisi II dengan sopir
Pertamina dan para pihak. Kesepakatannya, tidak ada lagi antrean kendaraan solar subsidi.. 

"Tapi towo (bohong) samua itu, sampai hari ini malah menjadi-jadi," katanya lagi. 
Lanjutnya, dalam hearing pada tahun 2021 disampaikan kuota BBM solar subsidi 147 kiloliter (KL). Kemudian pada 2022 menjadi 142 KL. 

Pada 2024, berlangsung dua kali hearing DPRD Sulut dengan Pertamina terkait masalah ini. Pada tahun 2024 kuotanya 167 KL. 

"Harusnya kuota tersebut sudah lebih, dibandingkan dengan jumlah mobil dump truck di Sulut. Yang kami bingung kenapa selalu kurang," tambahnya.

Pada 2025 kondisinya masih sama, antrean panjang di mana-mana.

Will menambahkan, ada keanehan dengan kondisi saat ini. Sebab penelusuran mereka kuota solar subsidi di SPBU tidak pernah dikurangi. 

Hanya saja, selalu terjadi antrean. "Kuota dengan jumlah kendaraan yang ada sebenarnya lebih dari cukup tapi herannya selalu langka. Apakah solar mudah menguap?" katanya mempertanyakan. 

Ia bilang, permintaan mereka tidak muluk-muluk. Para sopir minta disediakan SPBU  khusus agar tidak perlu antre. "Ini tidak wajar, kalau kita antre sekali isi bisa untuk dua tiga hari. Tapi ini ada yang tiap hari ba tapi (mengisi). Ini tugas aparat," katanya lagi.

Fakta sehari-hari di lapangan, antrean solar bisa lebih dari enam jam dan bahkan sampai sehari. "Kemarin saya antre jam enam pagi nanti isi jam dua siang," kata Buang, sopir asal Airmadidi.
Massa aksi diterima Anggota DPRD Sulawesi Utara, yakni Inggried Sondakh, Jeane Laluyan, Roy Octavian Roring, Hillary Tuwo dan Euginia Mantiri. 

Selain itu, Prof Julyeta Paula Runtuwene, Jultje Maringka, Pricylia Rondo dan Ruslan Abdul Gani. 

Inggried Sondakh mewakili anggota yang lain mengungkapkan, persoalan solar di Sulut berdampak ke mana-mana. 

"Kami bukan bermulut manis tapi kami siap mendengar dan mengupayakan. Kami di DPRD juga turut terdampak," kata politisi Partai Golkar ini. 

Inggried memastikan aspirasi para sopir pasti ditindaklanjuti. 

Tekanan para sopir menjadi pendorong DPRD untuk memperjuangkan hak mereka. 

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved