Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Digital Activity

Wawancara Eksklusif dengan Stafsus Gubernur Sulut Farist Soeharyo: Strategi Membangun Pemuda Tangguh

Tema podcast yang dibahas di studio Tribun Podcast, Kamis (16/10/2025). adalah pemuda tangguh untuk Sulut maju dan berkelanjutan.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Tribun Manado
PODCAST: Wawancara eksklusif dengan Farist Soeharyo, Staf Khusus Gubernur Sulut Bidang Kepemudaan dalam acara Podcast Tribun Manado yang dipandu Jumadi Mappanganro Pemimpin Redaksi Tribun Manado, Kamis 16 Oktober 2025. 

Jadi inilah beberapa hal yang mungkin perlu kita cermati sehingga anak muda tidak mudah ketika menerima informasi dan tidak ada kontrol sosial yang baik dari lingkup keluarga mungkin lingkup sosial dia kemudian akhirnya pergi dan kemudian tidak mendapatkan hasil sesuai dengan yang dia inginkan sesuai dengan informasi yang dia dapatkan.

Jumadi Mappanganro: Kira-kira apa yang mesti menurut varis semua pemerintah ini baik provinsi, kabupaten, dan kota itu bisa bersinergi menangkal ini atau mencegah kembali kasus serupa anak muda kita ke Kamboja.

Farist Soeharyo: Jadi sebenarnya dari sisi pemerintah itu banyak hal yang bisa kita lakukan tapi sebenarnya ini juga kembali kepada individual itu sendiri.

Jadi sekali lagi menurut saya kenapa pemuda Sulawesi Utara hari ini harus memiliki karakter tidak hanya sekedar kompetensi karena karakter ini yang akan membetengi dia dari hal-hal yang sifatnya disinformasi tadi.

Karena kalau dia memiliki kompetensi atau skill individual yang mungkin mumpuni dia mudah terjebak ketika dia tidak memiliki karakter yang kuat. Kami dari sisi pemerintah tentu mendorong seluruh kabupaten, kota memberikan informasi yang jelas dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk para generasi muda ini untuk kemudian bisa ikut terlibat aktif di dalam aktivitas pembangunan dalam pemerintahan.

Jadi ini menjadi salah satu faktor yang coba kami dorong juga di beberapa dinas karena kemarin sempat kami melakukan Rakor Kepemudaan dan itu dihadiri oleh seluruh kabupaten, kota yang ada di Sulawesi Utara dan di saat itulah kami berupaya untuk men-sinergikan antara apa yang ada di tingkat nasional kemudian yang ada di tingkat provinsi dan kabupaten, kota kita sinergikan, kita selaraskan kita kombinasi semua program yang ada agar pemuda ini betul-betul kita jalankan dan perlu saya sampaikan di kepemimpinan Pak YSK kali ini atau Pak Yuliu gubernur kita itu kegiatan-kegiatan kepemudaan mulai kami aktifkan kembali. Termasuk Rakor yang tadi saya sebutkan itu sudah 3 tahun tidak dilaksanakan baru dilaksanakan kembali jadi kita mulai memformulasikan kembali hal-hal apa yang bisa kita guide kepada kaum muda ini agar berpartisipasi aktif lagi terhadap kegiatan-kegiatan kepemudaan yang ada.

Jumadi Mappanganro: Apa contoh yang sudah atau akan dilakukan untuk menggiatkan lagi kegiatan kepemudaan di daerah ini?

Farist Soeharyo: Jadi kemarin kami mengaktifkan kegiatan yang namanya PPAN Pertukaran Pemuda Antar Negara hari ini itu mereka sudah melakukan seleksi untuk pergi ke Jepang itu kemarin diterima gubernur juga langsung saat proses seleksi selesai saya bawa ke gubernur dan diterima.

Kemudian setelah itu kami menggelar yang namanya PPAP, PPAP ini sudah beberapa tahun terakhir tidak dilaksanakan bahkan mungkin 5 tahun terakhir karena dalam tanda kutip pemerintah sebelumnya itu tidak menganggarkan secara maksimal untuk kegiatan-kegiatan kepemudaan.

Kali ini sama Pak YSK karena salah satu di antara program unggulannya adalah di bidang kepemudaan, maka hari ini masuklah program-program itu PPAP kita lakukanm dan hari ini tanggal 14 sampai 16 ini hari terakhir kita sedang mengirimkan Duta Kreatifisia.

Kemarin juga saya menggelar Nyong Noni Sulut kemudian mungkin pernah juga hadir podcast di tempat ini Putra Putri Literasi. Itu juga kami gagas kemarin jadi itu ada di bawah lintas sektor semua jadi kalau Putra Putri Literasi di bawah dinas perpustakaan..

Kita juga beri penyemangat dan kita hari ini sedang berkolaborasi bersinergi tentang program-program yang ada di duta-duta yang lainnya jadi kita juga berharap memang ke depan kita akan semakin masif untuk memberikan edukasi, sehingga apapun yang mereka lakukan itu produktif aktif dan partisipatif. Jadi kita sinergi sesuai dengan kebijakan pemerintah membangun Sulawesi Utara Maju Sejahtera dan berkelanjutan.

Jumadi Mappanganro: Nah, menurut Kaka Faris strategi apa yang harus penting dilakukan semua pihak untuk mendorong pendidikan pokasi?

Farist Soeharyo: Jadi ada satu hal yang mungkin perlu kita ubah secara paradigma, kalau saya telah mencatat itu sering kita menyebut dengan kalimat degree based education jadi kita selama ini berfokus pendidikan kita itu pada pendidikan berbasis gelar.

Sementara yang kita butuhkan hari ini adalah skill based education, kita harus mengelola pendidikan kita hari ini berbasis skill nah inilah yang kemudian yang kita sebut dengan pendidikan pokasi harus kita masifkan.

Seperti contoh misalnya kemarin kedatangan tamu kita dari DPR RI Komisi 10 itu saya membersamai mereka, dan kita mengunjungi kurang lebih sekitar 12 sekolah, dan diantaranya adalah sekolah-sekolah SMK.

Yang kita nilai disitu atau yang kita lihat dari kunjungan itu adalah mereka menilai seberapa kuat karakter daripada fokasi-fokasinya ada di beberapa SMK yang ada.

Apakah betul-betul memang SMK-SMK ini sesuai dengan industrial based yang ada, jadi kita contoh begini kita melihat potensi Bolmong Raya adalah potensi pertambangan tapi SMK yang hadir disana tidak ada jurusan pertambangan.

Yang kemarin-kemarin justru ada pendidikan perhotelan, kuliner dan itu tidak sesuai industrial based. Kita menginginkan ada link and match jadi ketika mereka selesai dari dunia sekolah SMK, mereka langsung bekerja karena lapangan kerja terbuka nah itu yang kita inginkan.

Begitu pun dengan daerah kepulauan kita melihat ada daerah-daerah potensi pahla disana tapi yang disana justru perhotelan juga. Nah itulah yang hari ini ingin kita bangun sehingga fokasi ini betul-betul tepat sasaran, jadi betul-betul skill based education dan bukan lagi berbasis gelar.

Kemudian yang kedua tentu kita mendorong pemerintah kaupatian kota dalam hal ini 15 kabupaten kota yang ada di Sulawesi Utara tentu harus melek dengan yang namanya pendidikan fokasi.

Artinya mereka tidak boleh menyerah dengan hanya berfokus pada pendidikan formal tetapi keterlibatan masalah skill para pemuda yang ada di daerahnya itu harus kemudian dilatih dan disinergikan.

Itulah sebabnya Pak Gubernur berkeinginan sebenarnya saat kampanye kemarin ingin mendirikan salah satu universitas di Bolmong Raya. Dan salah satu yang kita sasar adalah tentang masalah pertambangan dan ini sedang masih dalam proses koordinasi dan komunikasi mengingat terkait universitas ternyata bukan memenang pemerintah provinsi, melainkan pemerintah pusat nah ini yang kemudian kita lagi coba kolaborasi, kita coba sinergikan, model koordinasi seperti apa sehingga keinginan-keinginan Gubernur ini bisa kita capai seperti itu.

Jumadi Mappanganro: Bung Faris kalau kita lihat ini kan juga ada fenomena bagaimana ideologi transnasional itu sangat cepat juga merasuk ke kalangan anak muda. Ya itu sebagai konsekuensi era digital jadi semua informasi dengan mudah bisa diakses menurut Bung Faris apa yang mesti dilakukan kalangan muda masyarakat, pemerintah dan semua pihak agar betul-betul di kalangan pemuda kita ini bisa membentengi diri dengan wawasan kebangsaan dan membentengi diri dari ideologi transnasional minimal kita punya ideologi yang betul-betul sesuai dengan kearifan lokal setempat?

Farist Soeharyo: Informasi-informasi ini datang secara liar artinya kita tidak bisa kadang-kadang kita tidak bisa melihat dari satu sisi saja, tetapi kadang-kadang informasi ini, yang tadi itu termasuk TPPO itu kan terjadi karena disinformasi.

Jadi memang kita sementara berkolaborasi dalam hal ini, kalau Pemprov itu dibawa kom-info, kita sedang mendorong kerjasama dengan beberapa komunitas literasi digital termasuk juga beberapa kampus diantaranya, untuk kita kembangkan yang namanya gerakan sulut cerdas digital gerakan sulut cerdas digital.

Gerakan sulut cerdas digital jadi ini kita formulasikan untuk kemudian memberikan informasi-informasi yang detail yang jelas, yang benar dan kemudian sekaligus kita menangkal informasi-informasi yang dalam tanda kutip hoax.

Termasuk diantaranya juga adalah tentang masalah-masalah wawasan kebangsaan atau transnasional tadi jadi ini perlu kami sampaikan, di tahun ini atau di jaman kepemimpinan Pak YSK ini, ada satu hal yang kemudian kita hadiahkan dari jalur kepemudaannya, yaitu perda kepemudaan.

Dan di dalam perda kepemudaan saya termasuk yang diundang oleh legislatif kemarin untuk ikut membahas tentang memberikan saran masukan, dan kami memberikan masukan terkait masalah wawasan kebangsaan dan wawasan nusantara menjadi formulasi utama sebagai label formal untuk kemudian pengembangan perda ini sampai di lima belas kaupaten kota.

Dan sebagaimana kita ketahui, kalau sampai perda ini diketok, dan kami menadirkan itu di event Sumpah Pemuda ini kami memberikan hadiah itu, karena ini sudah tinggal penyesuaian akhir ya, tinggal harmonisasi dengan kementerian, baru kita akan kalau sudah ada perda kan berarti setiap kaupaten kota akan menjalankan perda ini.

Yang selama ini regulasi tentang masalah kepemudaan itu tidak ada perhatian khusus oleh pemerintah, baik di tingkat nasional provinsi maupun kaupaten kota nah ini terlihat dari sisi anggaran kita bisa melihat itu dari sisi anggaran anggaran yang ada di dinas lain dengan pemuda olahraga ini sangat timpang.

Kalaupun hari ini di pemuda olahraga, dinas pemuda olahraga Sulawesi Utara, ada anggaran kita bisa bilang, ya mungkin 70-30, 70 lebih ke olahraganya 30 ke pembinaan pemudanya.

Inilah yang kemudian kita dorong dengan hadirnya perda ini, kita bisa berbuat banyak untuk kegiatan-kegiatan kepemudaan termasuk di antaranya menangkal yang namanya transnasional atau lebih kalau kegiatan spesifik kami sudah pernah mendengar dari kami sudah pernah berdiskusi dengan asisten deputi dan deputi kepemudaan di Kemenpora RI, beliau menyampaikan ada beberapa turunan program dari RAN apakah itu terkait masalah kegiatan bela negara, atau mungkin dialog lintas iman atau dialog kebangsaan atau bahkan kita bisa mengakses lewat beberapa yayasan untuk bisa meminta program sosialisasi empat pilar

Yang biasanya itu ada di MPR dan ini akan coba kita dorong kepada komunitas pemuda untuk bisa mengambil kegiatan-kegiatan yang disiapkan oleh pemerintah pusat untuk kita lakukan disini.

Jumadi Mappanganro: Ini kan soal pemuda ini sangat kompleks sekali permasalahan dan semua lini, salah satunya adalah kalau kita lihat di beberapa berita-berita yang menyangkut anak muda di daerah ini itu, ada banyak kasus-kasus terkait misalnya judi online narkoba dan banyak permasalahan kriminal lain yang di alami anak-anak muda kita nah menurut Bung Faris, melihat fenomena itu apa yang mesti lagi dilakukan oleh semua stakeholder untuk menangkal hal tersebut?

Farist Soeharyo: Jadi bagi saya ini bukan hanya tugas pemerintah tapi ini kita perlu bersinergi dari apa mungkin yang kita sebut dengan ekosistem kolaborasi.

Jadi kita perlu mendorong juga sisi perusahaan-perusahaan swasta atau mungkin perusahaan-perusahaan vertikal bahkan komunitas-komunitas sosial yang ada, dan pokoknya berbagai faktor kita bisa dorong untuk kita kita sama-sama berkolaborasi jadi lagi-lagi semua hal yang sifatnya negatif termasuk judi online, itu berangkat dari disinformasi. Jadi pengen instan kaya dan seterusnya jadi seperti misalnya saya contohkan tadi misalnya ya di perusahaan swasta atau di lembaga-lembaga vertikal itu mungkin kita bisa gunakan CSR-CSR mereka untuk kegiatan-kegiatan kepemudaan apakah pelatihan-pelatihan vokasi.

Disclaimer: Untuk percakapan fullnya bisa Anda dengar di poadcast Tribun Manado, linknya klik di SINI

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

 

Sumber: Tribun Manado
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved