Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Digital Activity

Wawancara Eksklusif dengan Stafsus Gubernur Sulut Farist Soeharyo: Strategi Membangun Pemuda Tangguh

Tema podcast yang dibahas di studio Tribun Podcast, Kamis (16/10/2025). adalah pemuda tangguh untuk Sulut maju dan berkelanjutan.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Tribun Manado
PODCAST: Wawancara eksklusif dengan Farist Soeharyo, Staf Khusus Gubernur Sulut Bidang Kepemudaan dalam acara Podcast Tribun Manado yang dipandu Jumadi Mappanganro Pemimpin Redaksi Tribun Manado, Kamis 16 Oktober 2025. 

Jadi kita harus mengkampanyakan bahwa di ruang-ruang publik itu adalah ruang-ruang yang aman. Harusnya mereka berinteraksi dengan masyarakat secara sosial. Tidak ada pembulian di situ. Tidak ada penghakiman dan seterusnya. Ini secara preventif. Tapi bagi saya, pemerintah harus hadir.

Jadi perlu juga secara kuratif kita kemudian hadir untuk menangkal tentang masalah-masalah kesehatan mental para pemuda. Kuratif ini bisa kemudian kita mendorong dinas-dinas, karena pemuda ini ada di beberapa dinas, jadi kita sebut lintas sektor dinas. Jadi kita bisa mendorong dinas pendidikan misalnya untuk hadir di sekolah-sekolah, menghadirkan para komunitas-komunitas yang aktif di bidang fisiko-sosial untuk melakukan kampanye itu.

Atau kemudian kita bisa mendorong dinas kesehatan untuk melakukan konsulin-konsulin secara digital tentang masalah fisiko-sosial lagi. Sehingga ini pemerintah hadir dan kita berkolaborasi, bersinergi dengan masyarakat yang tadi saya sebut di ruang-ruang publik itu untuk memang bisa membantu agar kesehatan mental para pemuda ini terjaga.

Karena memang harus kita akui itu hari ini merupakan bagian dari isu yang menjadi sentral untuk kemudian kita tangani.

Jumadi Mappanganro: Dan itu sebagai staf khusus gubernur bidang kepemudaan itu juga sudah dilakukan ya?

Farist Soeharyo: Jadi sebagai contoh kemarin saat memasuki era sekolah baru atau memasuki awal sekolah itu ada namanya MPLS. Jadi sekolah-sekolah kita mengirimkan ada satu komunitas para psikososial. Jadi mereka ini sarjana-sarjana SPSI ya? Sarjana Psikologi dari IAIN dan dari IAKN, dari UNIMA. Itu kita kumpulkan satu komunitas yang disebut di LMPI.

Itu mereka kita turunkan di beberapa sekolah untuk memberikan penguatan atau kampanye yang kami sebut dengan kampanye kesehatan mental. Jadi mereka kemarin sempat ke SMK Negeri Satu Languan di mana ada beberapa sekolah juga mereka kunjungi.

Kami sebenarnya sudah menjadwalkan juga di tingkat kampus tapi saat itu tidak match dengan masalah waktunya. Tapi pada dasarnya saya sebagai staf khusus itu mencoba mensinergikan berbagai kompetensi yang ada di komunitas para penguda ini untuk hadir termasuk memberantas termasuk yang namanya kesehatan mental.

Jumadi Mappanganro: Kak Faris, kita masuk lagi soal tindak perdagangan orang. Di Sulawesi Utara ini dalam beberapa bulan terakhir marak kasus orang ke Kamboja. Dan itu usia-usia mereka masih remaja dan pemuda lah.

Nah, menurut Kaka Faris bagaimana Anda melihat fenomena ini? Banyak anak muda kita mau cari kerja di Kamboja padahal sudah ada larangan dari pemerintah untuk tidak ke sana karena bahayanya kita. Kenapa masih bisa ini terjadi? Menurut Bung Faris bagaimana?

Farist Soeharyo: Kalau menurut saya terkait TPPO ini ada beberapa fakto yang menjembatani. Seperti yang sudah saya sampaikan di awal,ini adalah tantangan kehidupan. Jadi kurangnya lapangan pekerjaan. Kedua menurut saya pemahaman yang tidak luas oleh para generasi muda yang ada sehingga mereka ingin hal-hal yang instan.

Ingin kayak mendadak, ingin mencari hal-hal yang sifatnya mudah untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Itu yang mendorong mereka sampai kemudian melakukan itu.

Tapi dari sisi pemerintah, menurut saya kita tidak boleh tinggal diam. Jadi kita tentu harus kemudian menghadirkan beberapa informasi yang akuntabel dan yang baik yang kemudian bisa menyasar para pemuda-pemuda yang ada di lingkungan ini untuk kemudian tidak terpengaruh.

Yang kedua, walaupun ternyata sudah ada korban kita melihat memang banyak korbannya ya tentu pemerintah harus turun tangan. Tentu kita mencari informasi dulu kita mendapatkan kejelasan informasi baru kemudian kita menurunkan.

Sudah beberapa kali kan itu ditolong oleh beberapa LBH yang kemudian difasilitasi oleh juga pemerintah dan bahkan kemarin yang dari Kamboja yang sudah meninggal itu bahkan diterima langsung oleh gubernur ya.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved