Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Intip Tarian Upasa dalam Festival Seni Budaya Bantik dan Peringatan Gugurnya RW Mongisidi di Manado

Para penarinya menunjukkan gerakan yang atraktif dan berani. Tarian ini ditampilkan pada pertangahan dan akhir acara.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.com/Arthur Rompis
TARIAN UPASA - Festival Seni Budaya Bantik dan Peringatan ke-76 Gugurnya Pahlawan Nasional Robert Wolter Mongisidi di Lapangan Sparta Tikala, Kelurahan Tikala Ares, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Jumat (5/9/2025) menampilkan aneka budaya suku Bantik. Salah satunya tarian Upasa. 

TRIBUNMANADO.COM, MANADO - Festival Seni Budaya Bantik dan Peringatan ke-76 Gugurnya Pahlawan Nasional Robert Wolter Mongisidi di Lapangan Sparta Tikala di Kelurahan Tikala Ares, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (5/9/2025) menampilkan aneka budaya suku Bantik.

Salah satunya tarian Upasa.

Upasa sering disebut tarian perang suku Bantik.

Para penarinya menunjukkan gerakan yang atraktif dan berani.

Tarian ini ditampilkan pada pertangahan dan akhir acara.

Uniknya, pada kegiatan itu juga ditampilkan para penari cilik Upasa.

Mereka menari dengan penuh penghayatan kendati tidak memakai pedang sungguhan.

Patriotik

Suasana patriotik terasa dalam event tahunan tersebut.

Ratusan peserta larut dalam penghayatan terhadap kisah perjuangan Robert Wolter Mongisidi, putra Bantik yang gugur dalam perjuangan mengusir penjajah Belanda dari bumi Indonesia.

SENI BUDAYA BANTIK - Festival Seni Budaya Bantik dan Peringatan ke - 76 tahun gugurnya Pahlawan Nasional Robert Wolter Mongisidi 
digelar di lapangan Sparta Tikala Manado di Kelurahan Tikala Ares, Kecamatan Wenang, kota 
Manado, provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Jumat (5/9/2025).
SENI BUDAYA BANTIK - Festival Seni Budaya Bantik dan Peringatan ke - 76 tahun gugurnya Pahlawan Nasional Robert Wolter Mongisidi digelar di lapangan Sparta Tikala Manado di Kelurahan Tikala Ares, Kecamatan Wenang, kota Manado, provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Jumat (5/9/2025). (Tribun Manado/Arthur Rompis)

Berdasarkan pengamatan Tribunmanado.com, suasana hening menyapu Lapangan Sparta Tikala saat kisah perjuangan Robert Wolter Mongisidi dibacakan.

Akhir kehidupan lelaki yang akrab disapa Bote ini sangat heroik.

Ia dikisahkan menolak matanya ditutup saat hendak ditembak.

Bote juga mengampuni dan mendoakan para penembaknya.

Sebelum ditembak, Bote menulis "Setia hingga terakhir dalam keyakinan" dalam secarik kertas yang diselipkan dalam Alkitab.

Dua saudara kandung Bote yakni Robby Mongisidi dan Marie Mongisidi turut hadir.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved