Namun, ia mengaku pesimis anaknya bisa berangkat dan kuliah di UI, karena keterbatasan ongkos.
Apalagi, Imam mengaku butuh laptop untuk menunjang perkuliahannya.
"Dia ngomong 'gimana nih mak laptop enggak ada', 'yaudah nak kita nabung dulu'," ucap Ibunda Imam.
Karena keadaan itu, sehari setelah tahu dirinya diterima di UI Imam langsung mencari biaya dengan bekejra.
Imam langsung mendaftarkan diri bekerja di pabrik sabun dekat rumahnya.
Di sana, ia beker sebagai kuli panggul yang mendapat bayaran per hari.
Ia bekerja dari pukul 00.00 hingga 08.00 WIB.
"Dibayarnya harian, rupanya kayanya gini saya ambil malam, dari jam 12 malam sampai jam 8 pagi," jelas Imam.
"Buat ngumpulin ongkos?" tanya Imam Santoso.
"Iya," jawab Imam.
"Sakit kali badan, kerjanya mikul, angkat sabun, packing sabun," imbuhnya.
Namun, kerja keras Imam belum cukup untuk menutup biaya beli laptop.
Kini, kekhawatiran Imam terkait biaya kuliah pun teratasi.
Ia mendapat beasiswa dari BSI. Selain beasiswa, Imam juga mendapat biaya hidup selama kuliah.
"InsyAllah Imam nanti kuliah sama di UI gratis, ditanggung biayanya," jelas Imam Santoso.