Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Beras Oplosan

Akhirnya Terungkap Kecurangan dan Pengoplosan Distribusi Beras, Kerugian Rp99 Triliun

Menurut Amran, temuan itu berasal dari hasil pemeriksaan terhadap 268 merek beras di 10 provinsi penghasil utama. 

Editor: Alpen Martinus
Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
BERAS - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/6/2025). Kerugian akibat beras oplosan mencapai Rp99 triliun. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sedang ramai dibicarakan soal banyaknya produk beras yang tidak sesuai standar.

Ternyata ada ratusan merek yang ditemukan diduga tak sesuai standar.

Kecurangan tersebut diduga terjadi sudah lama.

Baca juga: Srikandi Komisi II DPRD Sulut, Jeane Laluyan dan Angelia Wenas Soroti Persoalan Klasik Harga Beras

Sehingga banyak menyebabkan kerugian bagi konsumen.

Para konsumen tersebut adalah masyarakat.

Kementan pun melakukan perhitungan kerugian, ternyata sangat banyak.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menyampaikan praktik pengoplosan dan kecurangan dalam distribusi beras menimbulkan kerugian hingga Rp 99 triliun.

"Ini total nilainya setelah kita kali jumlah beras yang beredar itu Rp 99 triliun," kata Amran dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Menurut Amran, temuan itu berasal dari hasil pemeriksaan terhadap 268 merek beras di 10 provinsi penghasil utama. 

Dia menegaskan, seluruh sampel diuji di 13 laboratorium untuk memastikan kualitas dan kesesuaian standar mutu.

"Ini kami periksa di 13 lab. Kami khawatir kalau ada komplain karena ini sangat sensitif dan Ini kesempatan emas bagi Indonesia untuk menata tata kelola beras karena stok kita besar," ujar Amran.

Amran menjelaskan, kecurangan yang terjadi banyak beras curah yang dikemas ulang lalu dijual dengan label premium atau medium.

"Ada yang dioplos, ada yang tidak dioplos, langsung ganti kemasan. Jadi ini semua beras curah tetapi dijual harga premium. Beras curah tapi dijual harga medium dan labnya kami pakai 13," ucapnya.

Selain mutu yang tidak sesuai, Amran juga menemukan praktik pengurangan bobot kemasan. 

Dalam sejumlah kasus, beras lima kilogram ternyata hanya berisi empat setengah kilogram.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved