Info Kesehatan
Jangan Senang Dulu Kalau Tubuh Langsing, Bisa Jadi Mulut Bau Akibat Diet Ketat
Apa gunanya jika penampilan menawan justru terganggu karena bau mulut yang menyengat? Ini yang perlu diperhatikan saat diet ketat.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Memiliki tubuh ramping memang jadi impian banyak orang.
Tapi apa gunanya jika penampilan menawan justru terganggu karena bau mulut yang menyengat?
Bau mulut sering kali dianggap masalah sepele, padahal bisa berdampak besar pada kepercayaan diri.
Parahnya, kebiasaan diet ketat justru bisa memicu masalah ini.
Menurut Dr. Luke Thorley, seorang dokter gigi, jenis diet rendah karbohidrat seperti diet Atkins atau diet keto bisa membuat tubuh memasuki kondisi yang disebut ketosis.
Dalam keadaan ini, tubuh membakar lemak sebagai sumber energi, menghasilkan zat keton yang keluar lewat napas, dan menyebabkan bau tak sedap.
Tak hanya itu, melewatkan waktu sarapan juga bisa memperparah kondisi ini.
Produksi air liur yang berkurang saat tidak makan pagi dapat mengganggu keseimbangan pH di dalam mulut, sehingga bakteri penyebab bau mulut bisa berkembang lebih cepat.
"Kurangnya aktivitas kelenjar ludah bisa bikin napas jadi bau. Bahkan saat terbang naik pesawat, produksi air liur juga bisa menurun," ungkap Thorley.
Karena itu, penting untuk tidak asal menjalani program diet.
Jangan lupa sarapan dan pilih pola makan yang tetap menjaga kesehatan mulut agar tetap percaya diri saat berinteraksi.
Tren Diet Air Putih: Turun Berat Badan 1 Kg Sehari, Tapi Bisa Bahaya Serius
Diet air putih tengah jadi tren karena diklaim bisa menurunkan berat badan dengan sangat cepat, bahkan hingga 1 kg dalam sehari. Tapi, sebelum mencobanya, ada baiknya berpikir ulang.
Meskipun banyak testimoni menyebutkan diet ini efektif, nyatanya tak semua orang cocok melakukannya.
Diet air putih yang dijalani lebih dari tiga hari bisa membawa dampak buruk bagi tubuh.
Berikut ini beberapa risiko serius dari diet air putih:
1. Bukan Lemak yang Hilang
Berat badan memang turun drastis karena asupan kalori sangat rendah.
Namun, yang hilang bukan lemak, melainkan air, karbohidrat, dan massa otot.
Ini bisa membuat tubuh lemas dan rentan sakit.
2. Risiko Dehidrasi
Meski terdengar aneh, mengonsumsi hanya air justru bisa menyebabkan dehidrasi.
Sekitar 20-30 persen kebutuhan cairan harian kita biasanya berasal dari makanan.
Tanpa asupan makanan, tubuh bisa kekurangan cairan.
Gejala dehidrasi antara lain: sakit kepala, mual, sembelit, tekanan darah rendah, hingga turunnya produktivitas.
3. Hipotensi Ortostatik
Saat tubuh kekurangan asupan nutrisi dan cairan, tekanan darah bisa menurun drastis saat berdiri.
Akibatnya, tubuh bisa terasa ringan, pusing, bahkan pingsan.
4. Memperburuk Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi kesehatan sangat tidak disarankan menjalani diet ini:
- Asam urat: Diet air bisa memicu peningkatan produksi asam urat.
- Diabetes: Risiko komplikasi meningkat, baik pada diabetes tipe 1 maupun tipe 2.
- Penyakit ginjal: Diet ini bisa memperparah kerusakan ginjal.
- Gangguan makan: Diet ekstrem seperti ini bisa memicu gangguan makan, khususnya pada remaja.
Langkah Sederhana Rawat Mata Saat Lama Menatap Layar Komputer atau HP, Cukup Mudah |
![]() |
---|
Berikut 9 Cara Mudah Atasi Gangguan Insomnia, Tak Perlu Konsumsi Obat Tidur |
![]() |
---|
Apa Itu Languishing? Kondisi Psikologis Seseorang yang Merasa Hampa Meski Punya Segalanya |
![]() |
---|
Waspada Diabetes Tipe 1 pada Anak Sering tak Terdeteksi, Simak Penjelasannya |
![]() |
---|
Berikut 11 Persiapan Diri Lari Marathon untuk Pemula, Bisa Sampai Garis Finish |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.