Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Dana Hibah GMIM

Soal Pertemuan Sejumlah Pendeta GMIM dengan Kapolda Sulut, Ini Kata Pendeta Lucky Rumopa

Lucky Rumopa mengaku pertemuan sejumlah Pendeta GMIM dengan Kapolda Sulut merupakan inisiatif dari dirinya.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Ventrico Nonutu
Dokumentasi Tribun Manado
BERI PENJELASAN - Ketua Badan Pekerja Wilayah Manado Utara Satu Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pendeta Lucky Rumopa. Lucky Rumopa mengaku pertemuan sejumlah Pendeta GMIM dengan Kapolda Sulut merupakan inisiatif dari dirinya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Beberapa waktu lalu sejumlah pendeta melakukan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Utara (Sulut) Irjen Pol Roycke Harry Langie.

Pertemuan tersebut pun dituding sebagai bentuk dukungan politik terkait dengan penahanan Ketua Sinode GMIM Hein Arina.

Terkait dengan hal itu, Pendeta Lucky Rumopa pun angkat bicara.

Lucky Rumopa mengaku pertemuan tersebut merupakan inisiatif dari dirinya.

Dia mengatakan bahwa tak ada ajakan dari pihak kepolisian terkait pertemuan yang dilakukan pada 16 April 2025 itu.

“Saya bertanggung jawab penuh atas pertemuan tersebut. Itu adalah inisiatif saya, bukan undangan dari kapolda,” kata Lucky Romopa, Kamis (1/4/2025).

Lucky Rumopa juga mengungkap tujuan pertemuan tersebut.

Menurutnya, mereka ingin mendengar klarifikasi langsung dari Kapolda Sulut terkait kasus dana hibah yang menjerat Ketua Sinode GMIM Hein Arina.

Katanya, klarifikasi ini penting agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi di tengah jemaat.

“Kami ingin tahu langsung penjelasan hukum dari pak kapolda. Banyak pendeta hadir dan menyampaikan harapan agar penahanan Ketua Sinode bisa ditangguhkan hingga usai perayaan Jumat Agung dan Paskah,” jelasnya.

Dia menegaskan bahwa Kapolda Sulut saat itu menyampaikan bahwa upaya penangguhan penahanan memiliki konsekuensi hukum dan perlu dikonsultasikan lebih lanjut dengan penyidik.

“Pak kapolda sangat terbuka, beliau ingin menindaklanjuti secara prosedural dan menyampaikan adanya aspek hukum dan strategi penyidikan yang harus dipertimbangkan,” katanya.

Pendeta Lucky Rumopa juga membantah adanya tudingan bahwa Roycke memberi uang untuk memberi dukungan.

Dia pun mengklarifikasi bahwa Kapolda Sulut hanya menawarkan bantuan transportasi karena pertemuan berakhir larut malam, dan itu pun dilakukan secara wajar.

“Beliau hanya ingin membantu uang transportasi karena pertemuan sudah larut malam dan ada yang datang dari jauh. Tidak ada maksud lain, pemberian itu wajar,” kata Lucky Rumopa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved