Opini
Petrus vs Yudas
Yesus adalah tokoh paling populer dalam sejarah manusia. Tak ada budaya manusia yang tidak tersentuh sosok ini.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Budaya populer mencoba merekam sosok Yesus di musik, opera, oratorio, lukisan, seni hingga film.
Dan film The Last Supper memotret kisah perjamuan terakhir dengan mendalam.
Ini film dengan tipe pendalaman psikologis yang mencoba menggali motif di balik perbuatan seseorang. Mirip film Joker.
Dari Arthur Flecth menuju Joker. Begitulah The Last Supper mendalami karakter Yudas dan Petrus.
Dari Yudas sang bendahara menjadi biadab terbesar dalam sejarah.
Dari Petrus yang dungu menjadi penginjil terbesar.
Di malam perjamuan terakhir, keduanya gelisah.
Petrus yang sudah mendengar desas-desus tentang penangkapan Yesus, mencoba mencari cara menyelamatkan sang guru.
Sedang Yudas terus digoda untuk menjual gurunya.
Bukan aksi kejar-kejaran atau pertarungan, tapi candu film ini adalah jiwa yang gelisah.
Bahkan Petrus dan Yudas gelisah sejak menit pertama.
Gelisah itu diarahkan pada suatu kesimpulan yang jadi klimaks film ini, hingga menyaksikan adegan itu memicu perasaan lepas.
Usai film ini, entah mengapa saya merasa sangat lega.
Mengapa Yudas mengkhianati Yesus ? Film ini punya teorinya sendiri.
Mirip teori Khalil Gibran dalam bukunya Sang Nabi. Yudas melihat Yesus dan ia melihat kesempatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.