Liputan UMKM
Sosok Ril Pemuda Mahir Pemarut Kelapa di Pasar 23 Maret Kotamobagu, Warisi Usaha Keluarga
Dengan penuh semangat, tangannya sigap mengoperasikan mesin, memastikan setiap butir kelapa terparut dengan sempurna.
Penulis: Diki Cahya Mulya Gobel | Editor: Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID - Terlihat sepele memang, namun memarut kelapa memerlukan kemampuan yang mumpuni.
Memang sekarang sudah banyak dibantu dengan mesin.
Namun perlu ekstra hati-hati agar tangan tidak terluka.
Baca juga: Arti Mimpi Tentang Daun Kelapa, Bisa Jadi si Pemimpi Sedang Mengalami Perubahan, Ini Tafsirannya
Di satu blok di Pasar 23 Maret Kotamobagu, terdengar deru mesin parut kelapa yang bekerja tanpa henti.
Di balik suara mesin itu, ada sosok Ril, seorang pemuda berusia 31 tahun yang dengan cekatan mengolah kelapa menjadi parutan siap pakai.
Dengan penuh semangat, tangannya sigap mengoperasikan mesin, memastikan setiap butir kelapa terparut dengan sempurna.
Sejak kecil, Ril mengaku sudah akrab dengan dunia parut kelapa.
Pasalnya, usaha ini bukan hal baru baginya, melainkan warisan keluarga yang telah berlangsung turun-temurun.
"Dari saya masih kecil, saya sudah ikut bantu orang tua di sini. Sekarang, saya yang meneruskan ini," katanya, Selasa (4/3/2025).
Bermodal pengalaman belasan tahun, kini Ril mampu menghabiskan puluhan butir kelapa dalam sehari.
Dibantu oleh mesin parut, pekerjaannya menjadi lebih efisien.
Kelapa parut yang dijualnya dihargai Rp10.000 per butir, dengan keuntungan kotor sekitar Rp4.000 untuk setiap buahnya.
Ril mengatakan beberapa bulan terakhir, harga kelapa memang mengalami kenaikan, yang justru membawa dampak positif bagi usahanya.
"Ya pendapatan lumayan. Cukup lah," tuturnya.
Bersama belasan pedagang lainnya yang memiliki usaha serupa di area tersebut, Ril menikmati pekerjaannya itu.
Ia tak mau bergantung pada harapan, termasuk kepada pemerintah.
"Rezeki sudah ada yang atur, lebih baik berusaha lebih keras lagi," ucapnya.
Perjuangan Ril membuktikan bahwa kerja keras dan ketekunan mampu membawa hasil.
| UMKM Marindi Tawarkan Camilan Khas Sulawesi Utara, Lahir dari Kisah Sederhana |
|
|---|
| Bakso Lestari, Andalan Kuliner di Sindulang Manado: Kuah Berkaldu dan Variasi Menu Jadi Daya Tarik |
|
|---|
| Swankaa Pempek di Kawasan Megamas Manado, Harga Mulai Rp 9 Ribuan |
|
|---|
| Kisah Swani Kristanty Hadirkan Pempek di Manado Sulawesi Utara, Berawal dari Hobi dan Ketekunan |
|
|---|
| Laysa Cake and Cookies Tawarkan Beragam Kudapan Khas Sulawesi Utara, Berikut Daftar Harganya |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.