Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Liputan UMKM

Kisah Swani Kristanty Hadirkan Pempek di Manado Sulawesi Utara, Berawal dari Hobi dan Ketekunan

Swani mulai memasarkan Swankaa Pempek secara online melalui aplikasi pesan antar hingga market place.

Penulis: Isvara Savitri | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.com/Isvara Savitri
LIPUTAN UMKM - Pempek Swankaa di Kawasan Megamas, Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (25/10/2025). Swankaa menyajikan pempek dari ikan tenggiri asli. 

TRIBUNMANADO.COM, MANADO - Dari kecintaannya terhadap kuliner khas Palembang, Swani Kristanty berhasil menghadirkan rasa autentik pempek di Manado, Sulawesi Utara

Usaha ini berawal dari kegemarannya membuat jajanan tradisional sejak lama, hingga akhirnya memutuskan menekuni bisnis pempek yang kini digemari berbagai kalangan.

“Sebenarnya saya awalnya bikin kue basah sejak tahun 1999. Tapi karena ada sesuatu hal, usaha itu saya tinggal, lalu saya bentuk Swankaa sendiri,” jelas Swani ketika ditemui, Sabtu (25/10/2025).

Wanita yang sebelumnya berdomisili di Surabaya, Jawa Timur, ini mengaku ide membuat pempek muncul karena sulitnya menemukan pempek dengan cita rasa yang cocok di tempat ia tinggal. 

“Saya suka makan pempek, tapi dulu di Surabaya susah cari yang enak. Akhirnya saya belajar buat sendiri. Belajarnya lumayan susah karena butuh ikan tenggiri yang bagus, dan itu enggak selalu mudah didapat,” tuturnya.

Swankaa Pempek pun ia bawa ke Manado pada tahun 2023.

Swani mulai memasarkan Swankaa Pempek secara online melalui aplikasi pesan antar hingga market place. 

swankaa pempek kawasan megamas manado
LIPUTAN UMKM - Pegawai Swankaa Pempek menunjukkan menu, Sabtu (25/10/2025). Swankaa menyajikan pempek dari ikan tenggiri asli.

Tantangannya adalah menjaga kualitas lantaran ikan tenggiri yang didapatkan musiman.

"Selain itu saya enggak pakai pengawet, benar-benar ikan asli dan tepung,” jelasnya.

Dalam sehari, Swani bisa memproduksi hingga 200–250 biji pempek dengan bantuan beberapa karyawan. 

Produknya tak hanya dinikmati pelanggan di daratan Sulut, tapi juga dikirim hingga ke Nusa Utara. 

“Biasanya kalau kapal bisa sampai satu hari, ya masih aman. Ada yang pesan buat acara, ada juga yang dijual lagi di sana,” katanya.

Meski menghadapi keterbatasan pengiriman cepat dan bahan baku, Swani tetap optimis usahanya akan terus bertahan. 

Kuncinya ada pada konsistensi kualitas dan adaptasi dengan era digital.

Baca juga: Rayakan Ulang Tahun Pertama dengan Touring, Ralph Carwash Dukung Pengembangan Pariwisata di Tomohon

Baca juga: Obor Pemuda GMIM, Renungan Sabtu 25 Oktober 2025, Yohanes 8:19-20, Berjalan di dalam Terang

“Sekarang semua serba online. Jadi saya berusaha supaya Swankaa bisa tetap eksis di market place. Yang penting orang percaya dulu sama rasa dan kualitasnya,” ujar Swani.

Ke depan, ia berencana meningkatkan daya tahan produknya agar bisa dikirim ke daerah yang lebih jauh.(*)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved