Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Warga Minut Tewas di Kamboja

BP3MI Sulawesi Utara Upayakan Pemulangan Jenazah Marco Tirayoh dari Kamboja

Meskipun status hukum Marco bukan PMI legal namun BP3MI Sulawesi Utara berupaya jenazahnya bisa dipulangkan. 

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Handhika Dawangi
Tribun Manado/Fernando Lumowa
Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Sulawesi Utara, Hendra Makalalag. 

MANADO, TRIBUN - Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sulawesi Utara mengupayakan pemulangan jenazah Marco Tirayoh, warga Airmadidi, Minahasa Utara yang meninggal di Kamboja, 1 Januari 2025.

Kepala BP3MI Sulawesi Utara, Hendra Makalalag mengatakan, pihaknya baru mendapat informasi terkait Marco. 

"Kami baru tahu tadi malam, ada yang telepon bertanya soal itu. Kami baru tahu sebab kalau Kamboja kan bukan negara penempatan (pekerja)," kata Hendra kepada Tribunmanado.co.id, Jumat (3/1/2025). 

Kata Makalalag, pihaknya tidak menerima laporan dari pihak keluarga Marco. 

Pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. 

"Sudah kami koordinasikan dengan kantor pusat tapi belum  ada petunjuk. Ini kami masih menunggu," jelasnya. 

Menurutnya, meskipun status hukum Marco bukan PMI legal namun pihaknya berupaya jenazahnya bisa dipulangkan. 

"Meskipun demikian, negara berupaya memulangkan. Sudah banyak yang difasilitasi," katanya. 

Pemulangan 77 Warga Sulut Korban TPPO di Kamboja

BP3MI memfasilitasi kepulangan puluhan warga Sulawesi Utara yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dari Kamboja

Sebagian besar para korban ini dipekerjakan di perusahaan judi online dan online scamming (penipuan digital). 

"Sepanjang tahun ini, ada 27 laporan yang masuk kepada kami dan total 77 orang yang kita pulangkan," kata Hendra di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (20/12/2024). 

Katanya, termasuk di dalamnya, lima korban meninggal yang kepulangannya difasilitasi pemerintah. "Ini bentuk perlindungan dan pelayanan negara," ujarnya lagi. 

"Saat ini, kami mendapatkan informasi, ada 12 WNI yang masih berada di KBRI Phnom Penh dan akan dipulangkan," kata Hendra lagi. 

Karena itu, pihaknya senantiasa mengimbau masyarakat agar hati-hati ketika menerima tawaran kerja dengan gaji tinggi di luar negeri disertai rayuan kemudahan pengurusan keberangkatan. (Tribun Manado/ndo) 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved