Hari Pahlawan
AY Mokoginta, Putra Mongondow Komandan Hijrah Pasukan Siliwangi di Masa Perang Kemerdekaan RI
Ahmad Yunus Mokoginta dilahirkan di Ibu Kota Kerajaan Bolaang Mongondow, yakni Kotamobagu (sekarang bagian dari Provinsi Sulawesi Utara) pada 28 April
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
Dari Cirebon pasukan ini diberangkatkan menggunakan kapal laut menuju Rembang.
Brigade Tarumanegara dan Resimen 10 berangkat dari Tasikmalaya, sebagiannya lagi menggunakan kereta api lewat Gombong menuju Yogyakarta dan setengahnya menggunakan truk ke Cirebon, lalu disambung dengan kapal laut untuk ke Rembang.
Gerakan hijrah dari Jawa Barat ini dipimpin Ahmad Yunus Mokoginta yang saat itu berpangkat Mayor dan diketuai Arudji Kartawinata selaku Menteri Muda Pertahanan.
Pada 22 Februari 1948, setidaknya telah selesai dihijrahkan kira-kira 29.000 prajurit Siliwangi dari Jawa Barat ke Jawa Tengah.
Usaha Keluarga agar AY Mokoginta Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional
Pihak keluarga dan komunitas pemerhati sejarah di Kotamobagu tengah berusaha agar A YMokoginta ditetapkan sebagai salah satu pahlawan nasional.
Syarif Rahmat Mokoginta dari pihak keluarga mengatakan, AY Mokoginta adalah milik rakyat Bolaang Mongondow Raya bahkan dia milik rakyat Indonesia.
"Oleh karenanya mengapa penting mendorong dirinya sebagai pahlawan nasional, karena apapun itu generasi mendatang butuh sosok motivasi dari tanah Bolaang Mongondow.
Bahwa pernah ada orang Mongondow yang berkipra di tingkat nasional, bahkan internasional. Yang tetap membawa karakteristik orang Mongondow. Dan ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda," kata Syarif Rahmat Mokoginta.
Syarif mengaku bila sudah berupaya mendorong AY Mokoginta sebagai pahlawan nasional.
Tidak hanya dari pihak keluarga, menurut Syarif upaya yang dilakukan juga ada keterlibatan dari beberapa komunitas pegiat sejarah yang ada di Kotamobagu.
"Upaya keluarga dalam mendorong ini, yang pertama masih dari tahun 2021 itu kita pertemuan daring antar keluarga, termasuk salah satu ada anak dari almarhum.
Kita membicarakan untuk bagaimana bisa membuat tulisan atau buku, dan alhamdulillah tidak jauh dari pertemuan itu terbitlah buku tentang A. Y. Mokoginta," ungkapnya.
"Langkah selanjutnya, kita bersama-sama teman-teman komunitas pegiat sejarah, termasuk PS2BMR, Monibi Institute, kemudian dihadiri oleh kepala Dinas Sosial Kotamobagu. Dari pertemuan itu ada beberapa nama yang disodorkan, termasuk A. Y. Mokoginta," tambah Syarif.
Menurut Syarif, dalam pertemuan tersebut, AY Mokoginta dirasa paling lengkap secara administrasi.
"Dari sisi kelengkapan, memang A. Y. Mokoginta paling lengkap secara administratifnya. Karena ini menjadi kelengkapan utama," terangnya.
Syarif mengatakan bila hal ini tinggal keputusan dan langkah dari pemerintah.
"Ini tinggal kita serahkan ke pihak pemerintah. Nantinya pemerintah akan membentuk tim TP2GD (Tim Pengkajian dan Pemberian Gelar Daerah). Ini sudah disampaikan, bahkan sudah disampaikan ke Pj. Bupati Bolmong, Limi Mokodompit, sudah sampaikan dan cukup lama diskusikan ini," katanya.
"Salurannya ke sini dari kabupaten ke tingkat provinsi dan sampai ke pusat," sambungnya.
Syarif menyayangkan belum ada tindak lanjut dari pemerintah atas pertemuan sebelumnya.
"Kami dari pihak keluarga belum mendengar kabar mengenai progres dari pertemuan ini, apakah sudah terbentuk tim? Apa-apa yang sudah dilakukan?," ungkapnya.
"Belum ada sampai sekarang. Terakhir dari pertemuan itu. Harapannya, keseriusan dari pemerintah untuk bisa membawa ini. Jelas kita lihat dari judul Sulawesi Utara, belum ada dari Bolaang Mongondow. Sementara apa yang menjadi persyaratan sudah memenuhi.
Tinggal keseriusan ini yang dibutuhkan," tambahnya.
Syarif menegaskan bila pemerintah mau menseriusi hal ini maka ke depannya bakal ada sosok pahlawan nasional dari tanah Bolaang Mongondow.
"Bolaang Mongondow Raya ini tidak memiliki tokoh nasional dan ini menjadi tanda tanya, sementara kita punya yang sebenarnya memenuhi syarat. Tentu sebagai warga Bolaang Mongondow bertanya-tanya, sementara kita punya pahlawan nasional," tuturnya.
Syarif berharap pemerintah akan lebih serius dalam mengupayakan A. Y. Mokoginta didorong sebagai pahlawan nasional.
"Keseriusan pemerintah, mereka yang punya kewenangan. Adalah satu semangat yang sama sebagai orang Mongondow. Semoga pemerintah bisa lebih memahami dan serius mengurus hal ini," ucapnya.
Tanggapan dari Pihak Pemerintah
Di sisi lain, Pemerintah Kota Kotamobagu melalui Kepala Dinas Sosial Noval Manoppo, membenarkan adanya pertemuan dengan pihak keluarga AY Mokoginta dan komunitas pegiat sejarah di Kotamobagu.
Noval mengatakan bila dirinya memberikan masukan kepada pihak keluarga untuk menyiapkan segala dokumen yang diperlukan.
Menurut Noval, dokumen yang diperlukan belum diterima oleh pemerintah.
Noval menambahkan bila segala dokumen sudah lengkap dan sudah diterima maka akan segera ditindaklanjuti.
"Kalau sudah ada (dokumen) kami langsung follow up. Tapi sampai hari ini kami belum terima," tutup Kadis.
Sebagai tambahan informasi, berbicara tentang AY Mokoginta sudah cukup banyak literatur dan platform media yang sudah menyajikan perjalanan hidupnya.
Namun, sampaikan sekarang upaya untuk mendorong AY Mokoginta sebagai pahlawan nasional belum menemukan titik terang.
Referensi:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/26/150000379/divisi-siliwangi-hijrah-ke-jawa-tengah
https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Hijrah_(Long_March_Siliwangi)
Museum Tugu Mendur Kawangkoan Minahasa Sulut : Jejak Dua Fotografer Proklamasi di Hari Pahlawan |
![]() |
---|
Masa Kecil John Lie, Pahlawan Nasional asal Sulut yang Dijuluki Great Smuggler With The Bible |
![]() |
---|
Mengenang Perjuangan John Lie, Pahlawan Nasional Asal Sulut, Dijuluki Belanda Hantu Selat Malaka |
![]() |
---|
BW Lapian: Pahlawan Nasional Asal Minahasa Sulawesi Utara, Jurnalis dan Murid Kristus |
![]() |
---|
Daftar Pahlawan Asal Sulawesi Utara yang Dijadikan Nama Jalan di Kota Manado |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.